Sejarah Maya
Tiga periode utama
Praklasik: Sekitar 1500 SM-250 M
Bangsa
Maya berasal dari pedesaan didataran rendah Mesoameria, lalu menyebar ke
seluruh Yucatan. Pada 1000 SM. Mereka mengubur jenazah disertai dengan tembikar
dan perhiasan. Orang-orang Maya awal berada dalam pengaruh bangsa Olmec dari
pantai teluk Mexico, yang mungkin mempengaruhi gagasan Maya akan konsep
kerajaan. Pada akhir periode praklasik, raja-raja Maya dikubur dimakan yang
teratur dan penuh dengan artefak. Bangsa Maya mengembangkan sistem tulisan
dengan menggunakan glif pada 300 SM. Pada akhir periode praklasik, kota-kota
besar didataran rendah seperti El Mirador dan Tikal dibangun.
Klasik: Sekitar 250-900 M
Periode
klsik terkadsng dibagi menjadi klasik awal dan klasik akhir pada sekitar 600 M.
Masyarakat Maya membuat pengkhususan pekerjaan dengan adanya para petani,
perajin, dan pedagang, dan dinasti kuat yang mendominasi kota-kota seperti
Tikal, Copan, dan Palenque. Perdagangan antarkota sudah umum, tetapi begitu
pula peperangan. Beberapa kelompok maya mungkin berada dibawah pengaruh
Teotihiuacan di Mexico tengah. Pada awal abad ke-9, nampaknya terjadi
keruntuhan politik pada kota-kota utama didataran rendah. Pada akhir abad
tersebud kota-kota itu ditinggalkan.
Pascaklasik: Sekitar 900-1500 M
Pusat
kebudayaan Maya pindah ke Yucatan di utara. Disana gaya klasik terus dipakai
oleh kota-kota dataran tinggi seperti Uxmal dan Kabah. Chichen (atau Chichen
Itza) adalah kota yang dominan pada abad-abad sekitar tahun 1000 M, dan
merefleksikan pengaruh Toltec dari Mexico tengah. Dominasi Chichen lalu
digantikan oleh Mayapan sebelum kehancurannya pada 1441. Peradaban Maya
bertahan bahkan setelah kedatangan bangsa Spanyol di Yucatan pada 1528, tetapi
tidak lagi memiliki kesatuan politik atau kekuatan yang sebanding dengan
pecapaian mereka dimasa lalu.
Unsur-unsur kebudayaan Maya Kuno
Sistem Religi
Lebih
dari 7 juta keturunan maya hidup di dataran tinggi bagian selatan dari Mexico
dan Guetamala, Belize, Semenajung Yukatan, dan bagian barat El Savador dan
Honduras. Di kehidupan ini mereka menggabungkan upacara adat kuno dengan ibadah
agama katolik roma. Mereka mengunjungi reruntuhan kota leluhur mereka dan
mendaki piramid-piramid untuk piknik atau mengadakan perayaan.
Bangsa
Maya percaya bahwa leluhur mereka masih merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari. Sehingga mereka hidup di tenggah-tenggah reruntuhan didalam hutan,
merayakan upacara di gedung-gedung kuno, bahkan makan makanan yabg sama dengan
leluhur mereka. Didalam upacara adat suku maya, raja-raja memasukkan upacara
kurban yang tak biasa: raja-raja melukai diri mereka sendiri utuk
mempersembahkan darah mereka kepada dewa.
Berdasarkan
mural di San Bartolo, memunjukkan bahwa sejak abad pertama SM bangsa maya sudah
memiliki gagasan yang jelas mengenai sistem kepercayaan. Sistem kepercayaan
tersebut berupa menyembah terhadap dewa-dewa.
Di
Honduras barat, ditemukan kerangka manusia pada suatu pemakaman Maya. Para
peneliti memeriksa kerangka manusia tersebut, kerangka yang ditemukan
mengenakan pakaian yang tampak mahal dan sangat mengesankan. Dari penemuan
tersebut diketahui bahwa makam yang diteliti ialah makam kerajaan seorang raja
maya.
Penemuan
makam raja maya yang dilakukan para peneliti ini diperkirakan bahwa sang raja
berumur lebih dari 50 tahun saat meninggal. Pada kerangka tulangnya dapat
dilihat tulang-tulang yang luar biasa cerah dan kemerahan, ini merupakan hal
yang tidak biasa. Warna tersebut ditimbulkan oleh suatu zat yang disebut
cinnabar, mineral bewarna merah yang dipercaya bangsa maya sebagai sesuatu yang
keramat. Mereka melapisi tubuh mayat dengan cinnabar sebelum proses penguburan.
Dari temuan makam raja tersebut peneliti mencoba meneliti bentuk tulang dari
kerangka tersebut, maka dapat disimpulkan dari bentuknya membuktikan bahwa
“raja” itu sebenarnya ratu.
Makam
yang ditemukan itu terletak dalam sebuah bangunan yang disebut Margarita.
Margarita berdiri di dasar anak bukit yang dikenal akropolis. Akropolis adalah
serangkaian monumen yang dibangun di atas monumen lain.
Di
kota-kota maya ditemukan lapangan bola
yang berhubungan dekat dengan ritual dan upacara pengurbanan. Lapangan dibentuk
seperti huruf I kapital dan dikelilingi barisan kursi penonton. Pada patung dan
lukisan menggambarkan para pemain memakai ikat pinggang pelindung dan bantalan
lutut siku.
Bangsa
maya memberikan persembahan kepada para dewa termasuk kurban manusia. Ilmuan
berpendapat bahwa yang dikurbankan itu, adalah tawanan perang. Ada jugaang
berpendapat bahwa bangsawan maya mengorbankan darah mereka sendiri dan menindik
mereka dengan tulang atau duri.
Temuan
selanjutnya ialah makam kerajaan Palenque. Makam tersebut dilihat
dinding-dindingnya berkilauan, dan lantainya merupakan lemengan batu yang
dipahat. Tetapi setelah dilakukan
penelitian lagi oleh arkeolog, lempeng batu tersebut bukanlah lantai, melainkan
penutup peti yang di dalam peti tersebut terdapat kerangka manusia dan
barang-barang berharga. Ratusan parang berharga tersebut terbuat dari batu
giok, material tersebut yang dihubungkan dengan kerajaan. Setelah dilakukan
penelitian bahwa kerangka tersebut adalah Pacal, yang berkuasa di Palenque
antara 615-683 M.
Penemuan
makam ini merupakan penemuan menakjubkan, karena makam inilah salah satu makam pertama yang
ditemukan dalam bangunan piramida maya. Piramida tersebut dibangun untuk
menghormati Pacal. Di lokasi lainya juga ditemukan pemakaman raja-raja serupa.
Penguasa-penguasa tersebut bukan hanya sekedar raja, mereka juga dihubungkan
dengan para dewa. Para raja dan ratu sering mengiris bagian tubuh mereka dan
dipersembahkan untuk para dewa. Keluarga kerajaan merupakan inti dari upacara
yang dipercaya dapat membuat dewa bahagia
dan rakyat sejahtera, hal ini dgambarkan pada ukiran-ukiran dan lukisan.
Selanjutnya
Gua merupakan sumber air bagi kota-kota dan desa-desa Maya. Namun fungsi mereka
lebih dari sekedar sumur. Bagi bangsa Maya , gua-gua tersebut merupakan jalan
masuk kea lam baka. Bangsa spanyol yang pernah mengunjungi Maya pada awal abad
ke- 16 melaporkan bahwa barang-barang
berharga di lemparkan ke dalam cenote ( gua) dan juga manusia yang di jadikan
kurban. Mereka merupakan persembahan bagi dewa hujan, Chac, yag di duga tingga
di dalam gua itu.
Sistem Bahasa
Para
arkeolog Maya kuno mempunyai satu kenyataan bahwa dalam kehidupan bangsa Maya
kuno, mereka berbicara dalam banyak bahasa, tetapi mereka hanya memiliki satu
sistem aksara. Aksara tersebut mengenali simbol-simbol yang disebut sebagai
glif. Glif merupakan aksara yang digunakan bangsa Maya kuno sebagai sistem
tulisan pertama yang diciptakan di benua Amerika. Meskipun mereka mempunyai
bahasa yang berbeda ketika berbicara, namun bahasa-bahasa mereka berhubungan,
tapi tidak terlalu mirip.
Bahasa Maya merupakan suatu rumpun bahasa
yang digunakan di Mesoamerika dan Amerika
Tengah bagian utara. Bahasa ini digunakan paling tidak oleh 5 juta penduduk asli
Maya, terutama di Guatemala, Meksiko, dan Belize. Pada tahun 1996, Guatemala secara formal mengakui 21 nama jenis bahasa
Maya dan Meksiko mengakui delapan jenis lainnya.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Para
peneliti selanjutnya mendapatkan informasi tentang sejarah raja-raja kota yang
paling lengkap dalam peradaban maya. Artefak yang dikenal sebagai Altar Q
dipahat dengan gambar 16 penguasa-garis raja-raja yang menguasai copan sejak
awal 400-an. Dan peneliti percaya bahwa jasad ratu yang ditemukan tersebut bisa
jadi merupakan ibu suri seluruh dinasti
penguasa copan, yang diperkirakan ia adalah istri penemu garis kerajaan,
K’inich Yax K’uk’ Mo, ia merupakan raja yang terkenal di Copan.
Pada
tahun 1997 para arkeolog mengali terowongan ke dalam akropolis , dan menemukan
makam keluarga kerajaan pada kedalaman 15 m dibawah rerumputan, dan ditemukan
kerangka seorang pria yang dikubur bersama mendali giok/ornamen dada yang
terlihat dipakai K’inich Yax K’uk’ Mo di dalam pahatan yang ada di Altar Q.
Copan
berdiri di ujung barat dunia peradaban maya, Honduras barat. Di copanalah
terdapat kerajaan yang memerintah sekitar 20.000 jiwa. K’inich Yax K’uk’ Mo
memperkenalkan copan pada pengaruh dari kota Teotihuacan. Teotihuacan merupakan
kota terbesar di Amerika sebelum ditinggalkan penduduknya sekitar tahun 600. Tanda-tanda pengaruh Teotihuacan
ditemukan di sebagian besar ibukota peradaban maya. Banyak temuan yang diperkirakan
berasal dari Teotihuacan yang tidak ada diwilayah Maya.
Sistem Pengetahuan
Kalender
Maya merupakan sistem kalender
yang disusun oleh sebuah peradaban yang dikenal dengan nama Maya. Kalender ini
diciptakan pada masa Baktun ke-6 (sekitar tahun 747-353 SM).
Puncak kejayaan peradaban Suku Maya terjadi sekitar tahun 250-900 M. Suku Maya
menjadikan kalendernya sebagai acuan dan ukuran dalam menentukan hampir setiap
kejadian yang mereka alami. Mereka juga memandang kalendernya sebagai bentuk
visual terhadap perjalanan waktu yang menggambarkan bagaimana kehidupan itu
berlangsung.
Hingga
saat ini setidaknya ada 20 sistem penanggalan Suku Maya dan 15
sistem telah disebarkan ke berbagai tempat untuk dipelajari, sementara 5
sistem lagi masih dirahasiakan oleh para pemangku adat Suku Maya. Ke-15 macam
sistem kalender tersebut mencatat pergerakan matahari,
bulan,
planet-planet
yang terlihat, masa panen,
dan bahkan siklus kehidupan serangga. Penanggalan Suku Maya yang cukup terkenal adalah Kalender
Tzolkin (Tzolk'in) yang berumur 260 hari dan Kalender Haab (Ha’ab) yang
berumur 365 hari. Gabungan dari 2 penanggalan ini akan berakhir setelah 52 Haab
atau sekitar 52 tahun
Kalender Gregorian. Selain itu ada Kalender Hitung Panjang (Long Count)
yang berumur 13 Baktun (siklus) atau jika dihitung menurut Kalender Gregorian
lebih dari 5.126 tahun, yaitu dimulai pada tanggal 11 Agustus
3114 Sebelum Masehi (Kalender Gregorian) atau 6 September
3113 Sebelum Masehi (Kalender Julian) hingga berakhir pada tanggal 21 Desember
2012 Masehi (Kalender
Gregorian). Sistem Perhitungan Panjang ini menggunakan basis perhitungan 20,
sedangkan kalender modern saat ini menggunakan basis perhitungan 10.
Adapun lama waktu 1 Baktun adalah 144.000 hari.
Sistem Peralatan dan Tekonologi
Jika
dilihat dari peninggalan peninggalan-peninggalan suku Maya kuno, yang berupa
bangunan-bangunan (piramida dan kuil-kuil), patung-patung, glif, dan altar
sekiranya kita dapat merumuskan teknologi yang bagaimana dalam masa-masa
tersebut dimungkinkan pada orang-orang Maya kuno sudah mengenal teknologi
modern, yaitu sudah mengenal teknologi pahat dan ukiran dalam pembuatan
patung-patung, teknik penataan bangunan yang sudah tersusun secara rapi.
Suatu
petunjuk terletak hampir 320 km dari copan, didaratan rendah Guatemala utara
yang disebut Peten. Pada awal periode klasik, daerah tersebut merupakan pusat
kota bangsa maya. Di antara pusat-pusat kota yang berkembang saat itu, ada satu
ibukota Maya yang paling berpegaruh : Tikal. Lebih dari 100 arkeolog terbang ke
area hutan hujan. Penggalian yang dilakukan arkeolog menemukan lebih dari 500
bangunan di lokasi seluas 65 km persegi yang pernah didiami oleh 45.000 jiwa,
temuan ini mempermudah para ahli membuat alur waktu kota tersebut. Pada awalnya
sebelum 600 SM, kota tersebut merupakan desa pertanian. Lima ratus tahun
kemudian beberapa monument Akropolis Utara digunakan untuk pemakaman. Temuan
tulang-tulang disana lebih kuat dari sebagian bangsa maya. Hal tersebut
menunjukan bahwa kelas bangsawan yang makanannya lebih sehat dari pada
masyarakat kebanyakan.
Pada
abad kedua masehi, Tikal telah menjadi pusat kota yang penting. Penduduk Tikal
telah mengenal abjad sejak 292 M.
Tikal
terus berkembang , berkat hubungannya dengan Teotihuacan, baik melalui
perdagangan maupun kekuatan militer. Pada tahun 562, Tikal kalah bertempur dan
mengalami kekacauan. Kota-kota lainnya mengalami krisis. Teotihuancan juga
dihancurkan, namun kekuasaa Tikal kembali. Pada akhir abad ketujuh, kuil-kuil
tikal dibangun sangat megah dari sebelumnya bahkan lebih tinggi dari hutan
hujan disekitarnya.
Pada
bagian dalam Piramida arkeolog mencoba masuk hingga ke anak tangga terbawah ,
di dalam ruanga kecil ditemukan penuh dengan batu giok, keramik dan persembahan
lain untuk dewa. Kemudian parakeolog merobbohkan dinding setebal 3,5 m di
dalamnya terdapat peti batu dengan enam tulang remaja di dalamnya, mereka ini
di duga telah di kurbankan. Diperkirakan mereka dibunuh untuk menjaga raja di
alam baka.
Bangsa
Maya seperti telah mempraktikkan teknik berladang tebang bakar sepanjang
sejarah mereka. Tetapi masyarakat di kota-kota mereka tumbuh sangat cepat
sehingga metode pertanian tebang bakar saja tidak akan memberikan makanan yang
cukup bagi seluruh masyarakat. Para petani harus menemukan cara lain untuk
meningkatkan hasil produksi. Salah satunya dengan membangun sengkedan atau
undakan datar di sisi bukit. Sistem sengkedan itu memberikan lahan yang lebih
banyak untuk tanaman dan juga membantu
mencegah tanah longsor dari sisi bukit
akibat hujan. Bukti adanya bentuk pertaniana lain yang di gunakan orang Maya
muncul pada 1960-an. Ahli geografi dari Kanada , Alfred Siemens menggunakan
fotografi angkasa untuk mempelajari daerah barat daya Yucatan di Meksiko.
Selain
itu di sepanjang lembah sungai berawa, bangsa Maya telah menubah rawa menjadi
area pertanian dengan menggali dan menumpuk tanah yang subur untuk membuat
petak lahan yang lebih tinggi dari permukaan tanah sebelumnya. Pada area kering seperti di pantai Yucatan,
bangsa Maya menggunakan irigasi untuk pertanian dan juga untuk memberikan
persediaan air yang cukup. Ada kanal yang lebarnya 92 m dan panjangnya 115 km
Sistem mata pencaharian
Pada
umumnya, bangsa Maya adalah petani, hal itu didasarkan pula pada dewa jagung
maya dalam lukisan moral yang ada di San Bartolo. Namun, seiring dengan
penemuan arkeolog disepanjang pantai, ternyata bangsa Maya juga merupakan
pedagang dan pelaut terlatih.
Catatan
kehidupan bangsa maya dapat dilukiskan pada mural-mural di Bonampak. Mural-mural Bonampak dibuat tahun 791 M.
mural tersebut mengambarkan kejadian nyata seorang raja memperkenalkan
puteranya kepada masyarakat sebagai penerusnya. Dari temuan mural ini ilmuwan
berpendapat bahwa bangsa maya merupakan petani-petani yang hidup damai, serta
gambaran kehidupan sosial bangsa maya.
Meskipun
berada di pusat kota hutan hujan, kehidupan bangsa Maya bergantng pada
pertanian, tetapi tidak selalu di lahan terbuka. Para petani Maya mengolah
hutan. Mereka menyiangi gulma hutan atau menebang pohon-pohon untuk membantu
pertumbuhan tanaman pangan. Hutan itu
juga didiami binatang-binatang yang diburu untuk dimakan seperti rusa,
armadillo, dan burung. Bangsa Maya tidak
memelihara binatang keculi aning, bebek, dan kalkun . semua binatang tersebut
di konsumsi. Sumber pangan utama lainnya adalah sungai atau pantai dekat laut.
Tulang-tulang dan tumpukan kerang menunjukkan ikan dan kerang adalah makanan yang paling banyak di konsumsi
bangsa maya. Dan tanaman utama bangsa Maya adalah Jagung.
Sistem Kesenian
Bangsa
maya menggambarkan suatu kejadian dalam bentuk lukisan-lukisan yang terdapat
pada dinding-dinding yang ditemukan oleh para ahli, seperti lukisan yang
berasal dari Bonampak yang menggambarkan adegan penguasa kota yang sedang
membunuh para tawanan atau pulah mural yang mengambarkan ketika seorang raja
mempekenalkan putranya kepada masyarakat sebagai penerusnya.
Selain
itu seni memahat batu dan menjadikan glif yang biasa disebut stelae juga sering
dilakukan oleh orang-orang bangsa Maya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar