Minggu, 27 Juli 2014

suku Maya



Sejarah Maya
Tiga periode utama
Praklasik: Sekitar 1500 SM-250 M
Bangsa Maya berasal dari pedesaan didataran rendah Mesoameria, lalu menyebar ke seluruh Yucatan. Pada 1000 SM. Mereka mengubur jenazah disertai dengan tembikar dan perhiasan. Orang-orang Maya awal berada dalam pengaruh bangsa Olmec dari pantai teluk Mexico, yang mungkin mempengaruhi gagasan Maya akan konsep kerajaan. Pada akhir periode praklasik, raja-raja Maya dikubur dimakan yang teratur dan penuh dengan artefak. Bangsa Maya mengembangkan sistem tulisan dengan menggunakan glif pada 300 SM. Pada akhir periode praklasik, kota-kota besar didataran rendah seperti El Mirador dan Tikal dibangun.
Klasik: Sekitar 250-900 M
Periode klsik terkadsng dibagi menjadi klasik awal dan klasik akhir pada sekitar 600 M. Masyarakat Maya membuat pengkhususan pekerjaan dengan adanya para petani, perajin, dan pedagang, dan dinasti kuat yang mendominasi kota-kota seperti Tikal, Copan, dan Palenque. Perdagangan antarkota sudah umum, tetapi begitu pula peperangan. Beberapa kelompok maya mungkin berada dibawah pengaruh Teotihiuacan di Mexico tengah. Pada awal abad ke-9, nampaknya terjadi keruntuhan politik pada kota-kota utama didataran rendah. Pada akhir abad tersebud kota-kota itu ditinggalkan.
Pascaklasik: Sekitar 900-1500 M
Pusat kebudayaan Maya pindah ke Yucatan di utara. Disana gaya klasik terus dipakai oleh kota-kota dataran tinggi seperti Uxmal dan Kabah. Chichen (atau Chichen Itza) adalah kota yang dominan pada abad-abad sekitar tahun 1000 M, dan merefleksikan pengaruh Toltec dari Mexico tengah. Dominasi Chichen lalu digantikan oleh Mayapan sebelum kehancurannya pada 1441. Peradaban Maya bertahan bahkan setelah kedatangan bangsa Spanyol di Yucatan pada 1528, tetapi tidak lagi memiliki kesatuan politik atau kekuatan yang sebanding dengan pecapaian mereka dimasa lalu.



Unsur-unsur kebudayaan Maya Kuno
Sistem Religi
Lebih dari 7 juta keturunan maya hidup di dataran tinggi bagian selatan dari Mexico dan Guetamala, Belize, Semenajung Yukatan, dan bagian barat El Savador dan Honduras. Di kehidupan ini mereka menggabungkan upacara adat kuno dengan ibadah agama katolik roma. Mereka mengunjungi reruntuhan kota leluhur mereka dan mendaki piramid-piramid untuk piknik atau mengadakan perayaan.
Bangsa Maya percaya bahwa leluhur mereka masih merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka hidup di tenggah-tenggah reruntuhan didalam hutan, merayakan upacara di gedung-gedung kuno, bahkan makan makanan yabg sama dengan leluhur mereka. Didalam upacara adat suku maya, raja-raja memasukkan upacara kurban yang tak biasa: raja-raja melukai diri mereka sendiri utuk mempersembahkan darah mereka kepada dewa.
Berdasarkan mural di San Bartolo, memunjukkan bahwa sejak abad pertama SM bangsa maya sudah memiliki gagasan yang jelas mengenai sistem kepercayaan. Sistem kepercayaan tersebut berupa menyembah terhadap dewa-dewa.
Di Honduras barat, ditemukan kerangka manusia pada suatu pemakaman Maya. Para peneliti memeriksa kerangka manusia tersebut, kerangka yang ditemukan mengenakan pakaian yang tampak mahal dan sangat mengesankan. Dari penemuan tersebut diketahui bahwa makam yang diteliti ialah makam kerajaan seorang raja maya.
Penemuan makam raja maya yang dilakukan para peneliti ini diperkirakan bahwa sang raja berumur lebih dari 50 tahun saat meninggal. Pada kerangka tulangnya dapat dilihat tulang-tulang yang luar biasa cerah dan kemerahan, ini merupakan hal yang tidak biasa. Warna tersebut ditimbulkan oleh suatu zat yang disebut cinnabar, mineral bewarna merah yang dipercaya bangsa maya sebagai sesuatu yang keramat. Mereka melapisi tubuh mayat dengan cinnabar sebelum proses penguburan. Dari temuan makam raja tersebut peneliti mencoba meneliti bentuk tulang dari kerangka tersebut, maka dapat disimpulkan dari bentuknya membuktikan bahwa “raja” itu sebenarnya ratu.
Makam yang ditemukan itu terletak dalam sebuah bangunan yang disebut Margarita. Margarita berdiri di dasar anak bukit yang dikenal akropolis. Akropolis adalah serangkaian monumen yang dibangun di atas monumen lain.
Di kota-kota maya ditemukan lapangan  bola yang berhubungan dekat dengan ritual dan upacara pengurbanan. Lapangan dibentuk seperti huruf I kapital dan dikelilingi barisan kursi penonton. Pada patung dan lukisan menggambarkan para pemain memakai ikat pinggang pelindung dan bantalan lutut siku.
Bangsa maya memberikan persembahan kepada para dewa termasuk kurban manusia. Ilmuan berpendapat bahwa yang dikurbankan itu, adalah tawanan perang. Ada jugaang berpendapat bahwa bangsawan maya mengorbankan darah mereka sendiri dan menindik mereka dengan tulang atau duri.
Temuan selanjutnya ialah makam kerajaan Palenque. Makam tersebut dilihat dinding-dindingnya berkilauan, dan lantainya merupakan lemengan batu yang dipahat.  Tetapi setelah dilakukan penelitian lagi oleh arkeolog, lempeng batu tersebut bukanlah lantai, melainkan penutup peti yang di dalam peti tersebut terdapat kerangka manusia dan barang-barang berharga. Ratusan parang berharga tersebut terbuat dari batu giok, material tersebut yang dihubungkan dengan kerajaan. Setelah dilakukan penelitian bahwa kerangka tersebut adalah Pacal, yang berkuasa di Palenque antara 615-683 M.
Penemuan makam ini merupakan penemuan menakjubkan, karena  makam inilah salah satu makam pertama yang ditemukan dalam bangunan piramida maya. Piramida tersebut dibangun untuk menghormati Pacal. Di lokasi lainya juga ditemukan pemakaman raja-raja serupa. Penguasa-penguasa tersebut bukan hanya sekedar raja, mereka juga dihubungkan dengan para dewa. Para raja dan ratu sering mengiris bagian tubuh mereka dan dipersembahkan untuk para dewa. Keluarga kerajaan merupakan inti dari upacara yang dipercaya dapat membuat dewa bahagia  dan rakyat sejahtera, hal ini dgambarkan pada ukiran-ukiran dan lukisan.
Selanjutnya Gua merupakan sumber air bagi kota-kota dan desa-desa Maya. Namun fungsi mereka lebih dari sekedar sumur. Bagi bangsa Maya , gua-gua tersebut merupakan jalan masuk kea lam baka. Bangsa spanyol yang pernah mengunjungi Maya pada awal abad ke- 16  melaporkan bahwa barang-barang berharga di lemparkan ke dalam cenote ( gua) dan juga manusia yang di jadikan kurban. Mereka merupakan persembahan bagi dewa hujan, Chac, yag di duga tingga di dalam gua itu.


Sistem Bahasa
Para arkeolog Maya kuno mempunyai satu kenyataan bahwa dalam kehidupan bangsa Maya kuno, mereka berbicara dalam banyak bahasa, tetapi mereka hanya memiliki satu sistem aksara. Aksara tersebut mengenali simbol-simbol yang disebut sebagai glif. Glif merupakan aksara yang digunakan bangsa Maya kuno sebagai sistem tulisan pertama yang diciptakan di benua Amerika. Meskipun mereka mempunyai bahasa yang berbeda ketika berbicara, namun bahasa-bahasa mereka berhubungan, tapi tidak terlalu mirip.
Bahasa Maya merupakan suatu rumpun bahasa yang digunakan di Mesoamerika dan Amerika Tengah bagian utara. Bahasa ini digunakan paling tidak oleh 5 juta penduduk asli Maya, terutama di Guatemala, Meksiko, dan Belize. Pada tahun 1996, Guatemala secara formal mengakui 21 nama jenis bahasa Maya dan Meksiko mengakui delapan jenis lainnya.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Para peneliti selanjutnya mendapatkan informasi tentang sejarah raja-raja kota yang paling lengkap dalam peradaban maya. Artefak yang dikenal sebagai Altar Q dipahat dengan gambar 16 penguasa-garis raja-raja yang menguasai copan sejak awal 400-an. Dan peneliti percaya bahwa jasad ratu yang ditemukan tersebut bisa jadi merupakan  ibu suri seluruh dinasti penguasa copan, yang diperkirakan ia adalah istri penemu garis kerajaan, K’inich Yax K’uk’ Mo, ia merupakan raja yang terkenal di Copan.
Pada tahun 1997 para arkeolog mengali terowongan ke dalam akropolis , dan menemukan makam keluarga kerajaan pada kedalaman 15 m dibawah rerumputan, dan ditemukan kerangka seorang pria yang dikubur bersama mendali giok/ornamen dada yang terlihat dipakai K’inich Yax K’uk’ Mo di dalam pahatan yang ada di Altar Q.
Copan berdiri di ujung barat dunia peradaban maya, Honduras barat. Di copanalah terdapat kerajaan yang memerintah sekitar 20.000 jiwa. K’inich Yax K’uk’ Mo memperkenalkan copan pada pengaruh dari kota Teotihuacan. Teotihuacan merupakan kota terbesar di Amerika sebelum ditinggalkan penduduknya sekitar  tahun 600. Tanda-tanda pengaruh Teotihuacan ditemukan di sebagian besar ibukota peradaban maya. Banyak temuan yang diperkirakan berasal dari Teotihuacan yang tidak ada diwilayah  Maya.


Sistem Pengetahuan
Kalender Maya merupakan sistem kalender yang disusun oleh sebuah peradaban yang dikenal dengan nama Maya. Kalender ini diciptakan pada masa Baktun ke-6 (sekitar tahun 747-353 SM). Puncak kejayaan peradaban Suku Maya terjadi sekitar tahun 250-900 M. Suku Maya menjadikan kalendernya sebagai acuan dan ukuran dalam menentukan hampir setiap kejadian yang mereka alami. Mereka juga memandang kalendernya sebagai bentuk visual terhadap perjalanan waktu yang menggambarkan bagaimana kehidupan itu berlangsung.
Hingga saat ini setidaknya ada 20 sistem penanggalan Suku Maya dan 15 sistem telah disebarkan ke berbagai tempat untuk dipelajari, sementara 5 sistem lagi masih dirahasiakan oleh para pemangku adat Suku Maya. Ke-15 macam sistem kalender tersebut mencatat pergerakan matahari, bulan, planet-planet yang terlihat, masa panen, dan bahkan siklus kehidupan serangga. Penanggalan Suku Maya yang cukup terkenal adalah Kalender Tzolkin (Tzolk'in) yang berumur 260 hari dan Kalender Haab (Ha’ab) yang berumur 365 hari. Gabungan dari 2 penanggalan ini akan berakhir setelah 52 Haab atau sekitar 52 tahun Kalender Gregorian. Selain itu ada Kalender Hitung Panjang (Long Count) yang berumur 13 Baktun (siklus) atau jika dihitung menurut Kalender Gregorian lebih dari 5.126 tahun, yaitu dimulai pada tanggal 11 Agustus 3114 Sebelum Masehi (Kalender Gregorian) atau 6 September 3113 Sebelum Masehi (Kalender Julian) hingga berakhir pada tanggal 21 Desember 2012 Masehi (Kalender Gregorian). Sistem Perhitungan Panjang ini menggunakan basis perhitungan 20, sedangkan kalender modern saat ini menggunakan basis perhitungan 10. Adapun lama waktu 1 Baktun adalah 144.000 hari.
Sistem Peralatan dan Tekonologi
Jika dilihat dari peninggalan peninggalan-peninggalan suku Maya kuno, yang berupa bangunan-bangunan (piramida dan kuil-kuil), patung-patung, glif, dan altar sekiranya kita dapat merumuskan teknologi yang bagaimana dalam masa-masa tersebut dimungkinkan pada orang-orang Maya kuno sudah mengenal teknologi modern, yaitu sudah mengenal teknologi pahat dan ukiran dalam pembuatan patung-patung, teknik penataan bangunan yang sudah tersusun secara rapi.
Suatu petunjuk terletak hampir 320 km dari copan, didaratan rendah Guatemala utara yang disebut Peten. Pada awal periode klasik, daerah tersebut merupakan pusat kota bangsa maya. Di antara pusat-pusat kota yang berkembang saat itu, ada satu ibukota Maya yang paling berpegaruh : Tikal. Lebih dari 100 arkeolog terbang ke area hutan hujan. Penggalian yang dilakukan arkeolog menemukan lebih dari 500 bangunan di lokasi seluas 65 km persegi yang pernah didiami oleh 45.000 jiwa, temuan ini mempermudah para ahli membuat alur waktu kota tersebut. Pada awalnya sebelum 600 SM, kota tersebut merupakan desa pertanian. Lima ratus tahun kemudian beberapa monument Akropolis Utara digunakan untuk pemakaman. Temuan tulang-tulang disana lebih kuat dari sebagian bangsa maya. Hal tersebut menunjukan bahwa kelas bangsawan yang makanannya lebih sehat dari pada masyarakat kebanyakan.
Pada abad kedua masehi, Tikal telah menjadi pusat kota yang penting. Penduduk Tikal telah mengenal abjad sejak 292 M.
Tikal terus berkembang , berkat hubungannya dengan Teotihuacan, baik melalui perdagangan maupun kekuatan militer. Pada tahun 562, Tikal kalah bertempur dan mengalami kekacauan. Kota-kota lainnya mengalami krisis. Teotihuancan juga dihancurkan, namun kekuasaa Tikal kembali. Pada akhir abad ketujuh, kuil-kuil tikal dibangun sangat megah dari sebelumnya bahkan lebih tinggi dari hutan hujan disekitarnya.
Pada bagian dalam Piramida arkeolog mencoba masuk hingga ke anak tangga terbawah , di dalam ruanga kecil ditemukan penuh dengan batu giok, keramik dan persembahan lain untuk dewa. Kemudian parakeolog merobbohkan dinding setebal 3,5 m di dalamnya terdapat peti batu dengan enam tulang remaja di dalamnya, mereka ini di duga telah di kurbankan. Diperkirakan mereka dibunuh untuk menjaga raja di alam baka.
Bangsa Maya seperti telah mempraktikkan teknik berladang tebang bakar sepanjang sejarah mereka. Tetapi masyarakat di kota-kota mereka tumbuh sangat cepat sehingga metode pertanian tebang bakar saja tidak akan memberikan makanan yang cukup bagi seluruh masyarakat. Para petani harus menemukan cara lain untuk meningkatkan hasil produksi. Salah satunya dengan membangun sengkedan atau undakan datar di sisi bukit. Sistem sengkedan itu memberikan lahan yang lebih banyak untuk tanaman  dan juga membantu mencegah tanah longsor  dari sisi bukit akibat hujan. Bukti adanya bentuk pertaniana lain yang di gunakan orang Maya muncul pada 1960-an. Ahli geografi dari Kanada , Alfred Siemens menggunakan fotografi angkasa untuk mempelajari daerah barat daya Yucatan di Meksiko.
Selain itu di sepanjang lembah sungai berawa, bangsa Maya telah menubah rawa menjadi area pertanian dengan menggali dan menumpuk tanah yang subur untuk membuat petak lahan yang lebih tinggi dari permukaan tanah sebelumnya.  Pada area kering seperti di pantai Yucatan, bangsa Maya menggunakan irigasi untuk pertanian dan juga untuk memberikan persediaan air yang cukup. Ada kanal yang lebarnya 92 m dan panjangnya 115 km
Sistem mata pencaharian
Pada umumnya, bangsa Maya adalah petani, hal itu didasarkan pula pada dewa jagung maya dalam lukisan moral yang ada di San Bartolo. Namun, seiring dengan penemuan arkeolog disepanjang pantai, ternyata bangsa Maya juga merupakan pedagang dan pelaut terlatih.
Catatan kehidupan bangsa maya dapat dilukiskan pada mural-mural di Bonampak.  Mural-mural Bonampak dibuat tahun 791 M. mural tersebut mengambarkan kejadian nyata seorang raja memperkenalkan puteranya kepada masyarakat sebagai penerusnya. Dari temuan mural ini ilmuwan berpendapat bahwa bangsa maya merupakan petani-petani yang hidup damai, serta gambaran kehidupan sosial bangsa maya.
Meskipun berada di pusat kota hutan hujan, kehidupan bangsa Maya bergantng pada pertanian, tetapi tidak selalu di lahan terbuka. Para petani Maya mengolah hutan. Mereka menyiangi gulma hutan atau menebang pohon-pohon untuk membantu pertumbuhan tanaman pangan.   Hutan itu juga didiami binatang-binatang yang diburu untuk dimakan seperti rusa, armadillo, dan burung. Bangsa Maya  tidak memelihara binatang keculi aning, bebek, dan kalkun . semua binatang tersebut di konsumsi. Sumber pangan utama lainnya adalah sungai atau pantai dekat laut. Tulang-tulang dan tumpukan kerang menunjukkan ikan dan kerang  adalah makanan yang paling banyak di konsumsi bangsa maya. Dan tanaman utama bangsa Maya adalah Jagung.
Sistem Kesenian
Bangsa maya menggambarkan suatu kejadian dalam bentuk lukisan-lukisan yang terdapat pada dinding-dinding yang ditemukan oleh para ahli, seperti lukisan yang berasal dari Bonampak yang menggambarkan adegan penguasa kota yang sedang membunuh para tawanan atau pulah mural yang mengambarkan ketika seorang raja mempekenalkan putranya kepada masyarakat sebagai penerusnya.
Selain itu seni memahat batu dan menjadikan glif yang biasa disebut stelae juga sering dilakukan oleh orang-orang bangsa Maya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar