Senin, 21 Juli 2014

etnografi Desa Bendosari Kecamatan Pujon kabupaten Malang Jawa Timur ( Antropologi)



GAMBARAN UMUM DESA
Desa bendosari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pujon, lokasi yang terletak di lereng gunung kawi Malang dan berada pada ketinggian 1200dpl ini memiliki udara yang sangat dingin sekitar 20°C. Hampir seluruh lahan tanah yang ada di Bendosari digunakan sebagai lahan pertanian dan perkebunan karena masyarakatnya mayoritas bekerja pada sektor pertanian. Desa Bendosari secara struktural merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari sistem perwilayahan kecamatan Pujon. Secara geografis Desa Bendosari termasuk wilayah yang memiliki pegunungan dan sebagian besar dataran tinggi. Desa ini terletak pada wilayah barat jalur alternatif transportasi barat dan memiliki potensi yang cukup strategis dengan luas wilayah 269,23 Ha dimana seluas 31 Ha merupakan daerah pemukiman penduduk dan sisanya adalah lahan kering dan areal persawahan. Desa Bendosari  terbagi menjadi 5 dusun, yakni : Dusun Cukal, Dusun Dadapan Wetan, Dusun Dadapan Kulon, Dusun  Ngeprih dan Dusun Tretes dengan perbatasan wilayah sebelah barat yaitu dengan Kecamatan Ngantang, sebelah timur dengan Desa Sukomulyo dan sebelah Utara dan Selatan berupa hutan.

Pola hidup dan cara pandang masyarakat di Desa Bendosari lebih tertuju pada peternakan dan pertanian sehingga adat istiadat serta dinamika masyarakat masih mengutamakan kegotong royongan dan kebersamaan, hal ini dapat di amati secara jelas saat adanya pembangunan rumah atau kegiatan apaun para warga masyarakat selalu melakukannya secara bersama-sama dan saling bahu membahu. Tujuannya ialah untuk umenumbuhkan rasa kebersamaan, kerukunan serta silaturahmi antar warga masyarakat yang ada di Desa Bendosari ini. Selain itu pada masyarakat desa juga tak ada yang mengenal adanya stratifikasi sosial yang mengikat antara satu dengan yang lainnya.
Untuk mencapai akses menuju pusat kecamatan, pasar,puskesmas dan kantor polisi tersedia sarana dan prasarana perhubungan yang dapat memperlancar akses menuju tempat tersebut terdapat jalan beraspal serta jembatan beton sebagai prasarana perhubungan darat yang telah terdapat  di Desa Bendosari. Adapun prasarana untuk mencapainya adalah kendaraan umum berupa bus, colt(kendaraan umum), serta ojeg. Jarah desa Bendosari dengan pusat kecamatan Pujon kurang lebih 8 km, sementara itu jarak antar pedukuhan yang ada di Bendosari sekitar 4-5 km jarak antar desa. Antar dukuh dapat diakses melalui jalur darat dengan menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum yang berupa ojek, karena jaraknya tidak terlalu jauh serta lebih mudah menggunakan kendaraan roda dua karena jalannya masih begitu terjal.
Sarana komunikasi yang ada di desa Bendosari saat ini terdapat handphone sedangkan untuk akses internet mulai dirintis agar para penduduk juga dapat mengenalnya. Sedangkan untuk alat komunikasi tradisional masih digunakannya kentongan sebagai tanda untuk mengumpulkan para warga masyarakat apabila ada hal penting yang akan disanpaikan.selain itu sebagai sarana memperoleh informasi berupa berita para masyarakat menggunakan media informasi berupa televisi dengan radio yang paling mudah di akses.
 Kawasan desa Bendosari sangat mempunyai potensi ssebagai tempat tujuan pariwisata karena memiliki potensi yang sangat luar biasa pada wilayah alam yang masih alami dan terjaga kelestariannya. Desa Bendosari ini juga telah dijadikan sebagai kampung ekowisata karena potensi alamnya yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata yang berbasis pada alam. Di Desa Bendosari ini terdapat berbagai macam tempat wisata alam yang dapat dikunjungi seperti Grojogan Sewu, Grojogan Mutiara, Wisata Sumber Manis, Wisata PLTM serta wisata petik apel yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang ingin berkunjung ke Desa Bendosari.
Tak hanya terkenal karena potensi pariwisatanya saja, Desa Bendosari juga terkenal karena penduduknya yang mulai belajar mencintai lingkungan dengan pengolahan limbah menjadi berkah. Kotoran sapi yang pada awalnya mengalir di sungai saat ini mulai dijadikan biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti LPG oleh para warga. Memang belum semua warga menggunakan biogas yang berasal dari kotoran sapi, namun saat ini sedikit-demi sedikit para warga mulai beralih menggunakan biogas.
Demi meningkatkan kualitas pertanian, Pada tahun 2009 pemerintah desa yang dikomandoi oleh kepala desa Bpk. Choirun pernah mengajak masyarakat untuk melakukan studi banding ke cisarua jawa barat untuk belajar mengenai pertanian organic ( sukses story ). Dari hasil studi banding di Cisarua juga masih belum memberikan keberanian masyarakat di desa bendosari untuk segera beralih fungsi menjadi pertanian organik yang sebenarnya lebih menguntungkan bagi masyarakat. Potensi kotoran ternak sapi sebenarnya juga bisa mencukupi kebutuhan pupuk bagi masyarakat desa bendosari, karena hampir semua masyarakat menpunyai sapi ternak. Pupuk kandang dari kotoran sapi yang tidak di manfaatkan oleh masyrakat saat ini telah banyak member kontribusi pencemaran pada sumber – sumber air didesa dan di Kali Konto yang mengalir ke kali Brantas. Kesadaran masyarakat untuk mengelola kotoran sapi masih sangat rendah, mereka lebih menyukai sesuatu yang sangat praktis seperti, masyarakat pernah medatangkan kotoran ayam dari kota Kediri sebgai pengganti pupuk, tapi jika kita menghitung dari segi ekonomi sebenarnya jauh lebih besar kerugian ekonomi kalau mendatangkan pupuk kotoran ayam dari kota lain, biaya transportasi dan juga biaya pupuk yang harus di beli dari pengusaha ayam, belum lagi kandungan kotoran ayam sebenarnya jauh lebih jelek dibanding dengan kotoran sapi yang penuh dengan nutrisi karena bahan makanan sapi dari rumput dan organik. Kotoran ayam mempunyai kandungan nutrisi banyak dari makanan ternak yang banyak mengandung kimia karena pengolahannya dari industry makanan ternak.
Dalam menjaga kelestarian sumber – sumber air yang ada, selama ini masyarakat melakukan penanaman pohon di sekitar sumber – sumber air dengan beberapa jenis tanaman seperti pohon galitus ( jenis banyak air dan kayu bakar ), Alpukat , Kaliandra dan bambu jawa. Lokasi sumber – sumber air yang ada kebanyakan tersebar di lahan – lahan perhutani dan lereng – lereng gunung sekitar desa bendosari dan Gunung Kawi malang ( Gunung Parang putih , Gunung Pusung Lading dan gunung byang yem ). Banyaknya sumber air yang berhasil teridentifikasi di desa bendosari sebanarnya ada peranan yang sangat besar dari LPMD ( lembaga pembangunan masyarakat Desa ) bapak Joko Wasis ( 37 thn) bersama dengan 6 orang teman – temannya selama ini sangat sering melakukan perjalanan menyusuri hutan di sekitar bendosari untuk mencari sumber – sumber air yang debitnya sangat besar sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat desa. Di desa bendosari sendiri khusunya di desa Dadapan Kulon sangat sedikit sumber air yang dimiliki, lokasi yang sangat tinggi diperbukitan menjadi alasan kenapa sumber air sangat susah didapatkan dari dusun dadapan kulon, sumber air di dusun ini ada tetapi berada sangat jauh dibawah sehingga harus membutuhkan pompa dengan tekanan besar untuk bisa menarik keatas air dari bawah. Tim pencari sumber ini mempunyai cara yang sangat sederhana yang biasa dipakai dalam mencari sumber air di hutan. Ada 2 teori yang biasa dipakai :
1. Pada waktu musim kemarau dengan melihat semak atau tanaman yang berwarna hijau atau lebih segar itu yang biasa di jadikan patokan kalau ada sumber air dilokasi tersebut.
2. Sedangkan pada waktu awalan musim hujan biasanya ditandai dengan adanya pelangi yang lurus itu juga biasa dipakai sebgai tanda kalau di sekitar pelangi ada sumber yang dapat di manfaatkan.
 Dalam menjaga sumber air, Selain menanam pohon disekitar sumber, masyarakat juga mempunyai ritual yang sampai saat ini masih dijunjung dan dilestrikan terkait upaya penyelamatan air di desa Bendosari dengan mengadakan ritual tahunan sebagai bentuk syukur masyarakat terhadap sumber air yang mereka gunakan dan masih sangat jernih serta bisa menghidupi masyarakat desa dengan melakukan ritual menyembelih hewan kerbau tapi yang di gunakan sebagai sesajinya berupa “ wadonane kerbau “ atau alat kelamin kerbau perempuan dan dilakukan pada hari selasa kliwon sesuai dengan hari lahirnya desa Bendosari.
Cara berfikir masyarakat di desa Bendosari memang masih lebih mementingkan masalah ekonomi, untuk masalah kesehatan dan pendidikan belum dianggap penting, sehingga tidak jarang anak perempuan berusia 17 tahun selepas sekolah mereka langsung menikah dan tidak jarang banyak juga dari perkawinan mereka berakhir pada proses perceraian. Permasalahan sosial di desa ini masih sangat besar dan perlu adanya pendidikan sosial seperti kesehatan reproduksi dan kesehatan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan dan juga pernikahan – pernikahan serta factor psikologis jika melakukan pernikan di usia muda. Hal ini dapat nampak dari monografi penduduk di bawah ini. Para masyarakat mempunyai anggapan bahwa dengan menikah muda akan dapat mengurangi beban yang ada dalam keluarga.










PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN
TDK TAMAT  SD

SD

SLTP

SLTA

D 1

S 1
CUKAL
DDP WETAN
DDP KULON
NGEPRIH
TERTES
553
144
357
79
171
896
169
538
70
169
181
83
209
34
125
50
19
86
15
36
8
-
6
2
6
9
3
14
5
1
JUMLAH
1304
815
632
206
22
32

Dari data diatas telah jelas bahwa mayoritas penduduk yang ada di Desa Bendosari tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah. Hal ini yang menyebabkan angka buta huruf yang ada Di Desa Bendosari sangat banyak, hal ini disebabkan pada zaman penjajahan jarang orang yang mengenyam bangku pendidikan maka untuk penguasaan ilmu pengetahuan masih sangat rendah. Selain itu banyak juga orang yang beranggapan bahwa bersekolah tidak ada gunanya karena pada akhirnya akan tetap bekerja di ladang.lebih baik bekerja mencari uang dari pada menyia-nyiakan waktu untuk bersekolah.pandangan seperti itu yang menjadikan para anak muda yang ada Di Desa Bendosari tidak bersemangat untuk bersekolah. Oleh karena itu saat ini pemerintahan desa telah melakukan upaya pembangunan sekolah terbuka bagi para penduduk agar dapat tercapai wajib belajar 9 tahun. Selain mempunyai anggapan bahwa bekerja lebih penting daripada sekolah, untuk mencapai Sekolah SMP maupun SMA cukup sulit sebab tempat untuk bersekolah letaknya berada di pusat kecamatan yang ada di Pujon, hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, hal tersebut yang menyebabkan banyak anak begitu enggan untuk bersekolah.
Pada masyarakat desa Bendosari ilmu pengetahuan mengenai teknologi masih sangat rendah sekali. Itu karena faktor kurangnya pendidikan pada masyarakat serta kondisi wilayah desa yang masih ada di daerah pegunungan serta jauh dari pusat pemerintahan kabupaten. Karena ilmu pengetahuan yang diperoleh masih sangat rendah maka pada masyarakat Desa Bendosari masih mengenal yang adanya klenik, misalnya ada seorang gadis yang duduk di depan pintu maka akan dimarahi dan dianggap jodohnya akan kabur bila mau melamar. Selain itu pada masyarakat juga masih mennganggap adnya tempat-tempat yang tidak boleh dikunjungi karena terdapat kekuatan mistik di dalam tempat tersebut.




SEJARAH DESA
Mengenai sejarah berdirinya Desa Bendosari tidak ada data tertulis yang dapat menjelaskanya, serta tidak banyak orang tau mengenai sejarah munculnya desa Bendosari di Kecamatan Pujon ini.Menurut informasi yang didapatkan dari para sesepuh desa bahwa Desa Bendosari didirikan oleh Mbah Suromenggolo dan Mbah Suromentolo yang juga disebut Mbah Murtolo yang pada tahun 1793 dengan membuka hutan dibagian Utara dan di daerah barat, namun demikian Beliau kehilangan arah selanjutnya menemukan kembali melalui babatan-babatan hutan Amat Sulit kemudian babatan hutan Amat Dariman dibagi menjadi dua yaitu sebelah utara dan sebelah selatan. Babatan hutan 2 wilayah inilah yang kemudian menjadi desa Bendosari Sebagai pengikut Mbah Suromenggolo melalui babatan hutan rimba maka mereka menamakan Bendo dampit karena kesulitan mengucapkan kata Bendodampit maka menjadi Bendosari dan kata tersebut digunakan untuk memberi nama desa yaitu Desa Bendosari
Pemerintahan Desa Bendosari mulai berdiri sejak tahun 1793, dengan kepala pemerintahan pertama kali yaitu Mbah Suro Menggolo. Silsilah pemerintahan desa Bendosari hingga sekarang adalah sebagai berikut:
  1. Mbah Suro Menggolo
  2. Mbah Srempang
  3. Mbah Suro Mentolo
  4. Mbah Mrico
  5. Mbah Tulus
  6. Mbah Singo Leksono
  7. Mbah Setroleksono
  8. Mbah Irrorejo
  9. Mbah  Kerto Pawiro
  10. Mbah Setroredjo
  11. Mbah Supeno Danu Pranoto
  12. Umar Tadjudin
  13. M Yusuf Danu Prasetyo
  14. M. Khoirun Se
Struktur pemerintahan desa yang ada di Desa Bendosari tidak jauh berbeda dari desa-desa lain yang ada di wilayah Indonesia, berikut bagan pemerintahan desa:














MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA BENDOSARI
Sebagian besar masyarakat yang ada di Desa Bendosari berprofesi sebagai petani dan peternak hal ini dapat dilihat dari pola kehidupan masyarat yang mayoritas mempunyai lahan garapan untuk bertani atau berkebun. Selain itu mata pencaharian yang paling penting ialah bertenak sapi, ini sangat jelas dapat diamati pada setiap KK yang ada di Desa Bendosari karena hampir di setiap rumah terdapat ternak sapi yang dapat di perah kemudian setiap pagi dan sore disetorkan pada KOP SAE. Dari tabel monografi desa di bawah ini terdapat berbagai macam profesi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bendosari namun presentasi terbanyak terdapat pada profesi petani sebanyak 925 dan yang kedua adalah buruh tani sebanyak 425.
PENDUDUK MENURUT PEKERJAAN

TANI

BURUH
TANI

PEDAGANG

PNS

GURU

SWASTA
PENGRAJIN

307
106
440
21
51
97
72
175
12
69

6
1
10
4
2
3
1
6
2
2
16
1
5
-
4
29
-
-
5

5
1
1
1
1

925
425
23
14
26
34
6


Di dalam sistem perkebunan atau pertanian yang ada di Desa Bendosari tedapat istilah petani dan buruh tani yang sebenarnya pekerjaan yang dilakukan tidak jauh berbeda. kedua istilah ini dibedakan karena memang mempunyai arti yang berbeda perbedaannya terdapat pada penggarapan lahan persawahan. Yang disebut sebagai petani adalah orang yang mempunyai lahan persawahan serta yang menggarap sawah tersebut, sedangkan buruh tani adalah orang yang ikut menggarap lahan persawahan namun tidak ikut memiliki lahan persawahan yang digarap. Lahan persawahan yang digarap oleh buruh tani adalah lahan milik petani dengan sistim bagi hasil terhadap tanaman yang ditanam pada sawah tersebut.
Kondisi tanah yang masih subur serta iklim dan cuaca yang bagus juga mendukung pertanian yang ada Di desa Bendosari, berbagai macam sayuran dapat dihasilkan di desa ini . Lahan sayur yang berada di Desa Bendosari bisa di katakan sangat produktif untuk saat ini, mulai dari wortel , gubis, gambas , cabe dan segala jenis sayuran yang biasa kita temukan di pasaran hampir semuanya bisa di tanam di desa Bendosari. Di desa bendosari pemakaian pupuk pada pertanian masih banyak menggunakan pupuk kimia dan juga pestisida sebagai penunjang pertanian mereka. Masyarakat sebenarnya banyak yang sudah mengetahui dampak dari pemakaian pestisida dan pupuk kimia telah membuat lahan ataupun tanah mereka mengalami penurunan kandungan hara dan tidak sehat. Sedikit demi sedikit saat ini para warga mulai menggunakan pupuk organik untuk menambah hasil tanaman mereka mengganti pestisida yang dapat merusak kesuburan tanah.
Untuk sistem pertanian yang ada di Desa Bendosari mengenal dua musim tanam yaitu musim kemarau atau yang dikenal sebagai musim marengan oleh para masyarakat Bendosari, kemudian musim penghujan yang dikenal sebagai musim rendeng. Pada musim kamarau di persawahan mayoritas ditanami tanaman palawija. Sedangkan saat musim penghujan ditanami padi, sayuran, dan sebagian palawija. Saat musim tanam para petani atau buruh tani menggantungkan penghasilannya selama sehari-hari melalui penjualan susu yang dihasilkan oleh sapi perah.
Sedangkan untuk mata pencaharian atau profesi beternak dapat dilihat melalui tabel yang ada di bawah ini. Dari tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat banyak yang memelihara sapi perah dari pada kambing hal ini disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang ada di Desa Bendosari yang sebagian besar berupa daerah pegunungan yang hutanya masih subur untuk ditanami rumput sebagai makanan utama dari sapi perah. Selain dari segi wilayah hutan yang masih subur juga terdapat begitu banyak sumber air bersih yang murni untuk mendukung adanya peternakan yang ada di desa Bendosari. . Setiap hari pada jam 4 pagi dan 4 sore masyarakat desa yang mempunyai sapi menyetor susu hasil perahan mereka ke koperasi di setiap dusun. Setiap harinnya sekitar 2000lt susu yang dihasilkan dari desa bendosari untuk disetor di koperasi dan dijual ke PT. Neastle dengan harga Rp.3000,-/lt untuk susu yang baik sesuai ukuran yang dilakukan koperasi.
 
NO
DUSUN
PETERNAKAN
SAPI
KAMBING
01
02
03
04
05

CUKAL
DDP WETAN
DDP KULON
NGEPRIH
TRETES
724
314
887
33
247
2255
47
84
51
80
JUMLAH
2205
487

Sedangkan untuk mata pencaharian atau profesi berternak juga terdapat istilah peternak dan buruh ternak. Untuk peternak adalah orang yang memiliki ternak sapi sendiri dan memeliharanya sendiri. Sedangkan buruh ternak adalah orang yang berkewajiban untuk merawat dan memelihara ternak milikyang memiliki ternak sapi sendiri dan memeliharanya sendiri. Sedangkan buruh ternak adalah orang yang berkewajiban untuk merawat dan memelihara ternak milik orang yang memiliki ternak. Di sini peran buruh ternak ialah mengurus ternak milik orang yang mempunyai ternak namun tidak mempuyai waktu untuk dan tempat untuk menernak sapi. Orang yang biasanya menitipkan ternaknya pada buruh sapi biasanya adalah orang yang tidak mempunyai ladang untuk mmenanam rumput, serta orang yang sibuk dengan pekerjaan lainnya seperti PNS, pegawai serta orang yang berprofesi bukan sebagai peternak sapi, namun ingin memiliki ternak sapi. Bagi pegawai mentipkan ternaknya pada buruh ternak adalah bagian dari infestasi yang pada masa mendatang akan memperoleh keuntungan dari penjualan sapi perah yang dititipkannya. Namun tak selamnya investasi ternak ini akan memperoeh keuntungan karena bisa saja sewaktu-waktu harga sapi dapat mengalami penurunan atau kenaikan. Terkantung kepada harga pasar yang menentukan.
Pada sistim penitipan ternak ini juga mengenal sistim bagi hasil antara pemilik ternak dengan buruh ternak. Misal ada salah seorang membeli ternak sapi kemudian dititipkan pada buruh ternak . kemudian pada tahun pertama sapi tersebut mengandung dan kemudian melahirkan maka pedet pada kelahiran yang pertama tersebut akan menjadi milik buruh ternak. Kemudian pada tahun ke-dua sapi tersebut kembali mengandung serta melahirkan kembali maka pedet pada tahun kedua ini akan menjadi milik orang yang mempunyai ternak tersebut. Sistem bagi hasil bisa juga, apabila sapi yang dititipkan itu dijual dan memperoleh keuntungan maka keuntungan atas penjualan sapi perah tersebut dibagi menjadi dua antara pemilik ternak dengan buruh ternak. Namun sistim bagi hasil tersebut sesuai kesepakatan antara pemilik dengan buruh ternak yang sewaktu-waktu dapat berubah.
Beternak sapi di Desa Bendosari merupakan mata pencaharian utama yang ditekuni oleh para warga karena hampir setiap rumah yang ada di Desa Bendosari memiliki kandang untuk beternak sapi perah. Hal ini didukung karena kondisi alam desa bendosari yang subur serta sangat baik untuk ditanami berbagai jenis rumput yang diperuntukkan bagi makanan baik sapi perah, kambing dan lain-lain.
PERALATAN PERTANIAN TRADISIONAL
1. PERALATAN METEKAP / MEMBAJAK SAWAH
Metekap adalah istilah orang bali dalam  membajak sawah mereka, peralatan tradisional yang mereka pakai terdiri dari "UGA" ditaruh pada leher kedua ekor sapi yang kemudian di ikat pada "TENGALA" dan "LAMPIT" yang berfungsi untuk membajak sawah.

2. TAMBAH/CANGKUL/PACUL
"Tambah" dalam istilah bali atau Cangkul atau pacul adalah satu jenis alat tradisional yang digunakan dalam pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali, membersihkan tanah dari rumput atau pun untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan hingga kini. Pekerjaan yang lebih berat biasanya menggunakan bajak. Cangkul biasanya terbuat dari kayu dan besi.

3.  PETAKUT / ORANG-ORANGAN SAWAH
Petakut / orang orangan disawah biasanya dibuat dari batang bambu yang di bungkus dengan jerami hingga dibuat mirip seperti orang yang berada di tengah sawah, dengan tujuan untuk menghalau burung agar takut memakan biji padi yang sedang menguning.

4. Pondok
pondokmerupakan gubuk yang berada di tengah lahan persawahan, biasanya digunakan sebagai tempat berteduh, tempat peristirahatan sejenak para petani selepas kesibukan di pematang sawah,pondok juga biasanya digunakan sebagai tempat menyimpan peralatan pertanian oleh para petani.
5. ARIT / SABIT
Arit adalah alat pertanian untuk memotong padi di sawah dan merupakan alat pertanian yang penting bagi petani. Terbuat dari besi bertangkai, dibuat sedemikian rupa agar mudah dipakai. Matanya membentuk bulan sabit, karena itu disebut sabit. Dahulu sebagian besar arit merupakan hasil industri rumah tangga. Arit dibuat dan besi atau baja bekas yang ditempa secara tradisional menjadi berbentuk bulan sabit, lalu diberi gagang dari kayu. Arit bagi petani merupakan alat serbaguna, untuk memotong rumput makanan ternak dan membersihkan ladang, digunakan untuk mengiris manggar kelapa atau enau yang akan disadap niranya. Juga banyak digunakan untuk menuai padi karena dianggap lebih efektif daripada ani-ani. Jenis dan ragam arit juga banyak, tergantung kebutuhan dalam menggunakannya, mulai dari yang kecil hingga yang besar, Seperti Arit Pengaritan rumput, pengaritan padi yang matanya bergerigi, hingga arit penyalah dan caluk yang ukurannya lebih besar yang digunakan untuk memotong dahan yang keras dan lebih besar.

6. GEREJAG/GEBOTAN 
Gerejag/Gebotan merupakan alat yang dipakai petani dalam proses panen di sawah, dimana alat ini berfungsi melepas biji padi dari tangkainya, dengan cara tangkai padi di ayunkan di gebotan sehingga biji padi bisa terlepas dari tanggkainya.

7. KERANJANG
Keranjang Merupakan alat untuk menampung hasil pertanian seperti buah, sayuran dan bisa juga digunakan untuk menampung rumput untuk ternak sapi para petani.
BAHASA
Warga masyarakat yang ada di desa Bendosari hampir seluruh warganya merupakan keturunan asli dari suku Jawa. Sehinga dalam kegiatan komunikasi lisan secara sehari-hari menggunakan bahasa Jawa, yang telah menjadi bahasa ibu bagi para warga masyarakat. Hal ini karena seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa apabila berkomunikasi harus bisa berbahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari merupakan hal yang utama dipakai baik bahasa jawa ngoko maupun bahasa Jawa kromo. Terlebih apabila sorang yang lebih muda akan berbicara pada orang yang lebih tua, mereka harus menggunakan bahasa kromo agar dapat menghormati orang yang lebih tua, selain itu banyak para orang tua yang belum mengenal Bahasa Indonesia sehingga banyak orang menggunakan bahasa Jawa dibanding dengan menggunakan bahasa Indonesia.

PENGGUNAAN LAHAN
 Lingkungan alam yang ada di Desa Bendosari sebagian besar merupakan daerah pegunungan yang memilii crah hujan sedang hingga tinggi. Tanah yang ada di desa Bendosari merupakan jenis tanah humus dan tanah alluvial yang sangat cocok dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan perkebunan. Selain pertanian dan perkebunan lahan yang ada juga digunakan untuk menanam rumput sebagai pakan ternak sapi perah. Wilayah desa Bendosari dialiri dua sungai yaitu sungai panguripan yang digunakan sebagaipengairan irigasi di sawah-sawah serta sungai konto yang merupakan muara sungai dari sungai-sungai kecil yang ada di desa Bendosari. Selain di aliri oleh dua ungai, desa Bendosari juga diapit oleh dua gunung yaitu gunung kawi dengan gunung parangklakah, yang sebenarnya gunung parangklakah ini merupakan sejenis pegunungan dari padas namun para masyarakat lebih sering menyebutnya dengan gunung.Penggunaan lahan yang ada di Desa Bendosari sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian serta lahan perumahan.

TATA GUNA LAHAN
SAWAH
TEGAL
HUNIAN
HUTAN MUTLAK
HUTAN LINDUNG
HUTAN PRODUKSI
358.777 m²
-
-
63.821 m²
80.253 m²

485.766 m²
102.567 m²
371.850 m²
-
-
207.123 m²
101.288 m²
195.479 m²
17.009 m²
87.612 m²



502.851 m²
960.183 m²
608.511 m²
280,3 Ha
274 Ha
348,2 Ha

            Dari data di atas dapat dilihat secara jelas bahwa hampir setengah lahan yang ada di Desa Bendosari digunakan sebagai lahan pertanian dan perumahan sementara yang setengahnya lagi merupakan lahan milik perhutani serta hutan lindung yang sama sekali belum disentuh oleh manusia.
            Dari presentasi pembagian tata guna lahan tersebut yang paling besar adalah tegalan ini karena letak desa Bendosari yang berada di lereng gunung kawi maka banyak orang yang memanfaatkan lereng-lereng yang tidak begitu curam untuk digunakan sebagai lahan pertanian.
Meskipun hutan yang ada di desa Bendosari ada yang dijadikan tegalan namun pemerintah desa tetap mewajibkan setiap orang yang mempunyai tegalan untuk tetap menjaga dan melestarikan hutan dengan cara penanaman pohon. Bibit pohon yang digunakan adalah bibit pohon yang barasal dari pihak perhutani jenis pohonnya ialah pohon durian mangga dan berbagai jenis kayu. Tujuan dari pewajiban penanaman pohon ini adalah tetap menjaga tempat resapan air, yang akan menghindarkan dari biaya tanah longsor saat musim hujan.
            Sebagian penduduk ada yang memiliki pekarangan yang kadangkala mereka tanami labu, bayam, dan berbagai jenis bunga yang dapat diguakan untuk keperluan sehari-hari serta digunakan sebagai hiasan. Untuk tempat pemakaman tiap-tiap pedukuhan yang ada di Desa Bendosari  memiliki tempat pemakaman umum yang tanahnya berasal dari warga yang mau mengiklaskan ladang atau kebunnya di jadikan tempat pemakaman umum. Letak pemakaman umum yang ada di Desa Bendosari terdapat pada tempat yang memiliki ketinggian yang tinggi, hal ini sesuai dengan kepercayaan pada zaman prasejarah bahwa letak nenek moyang berada di atas.





Agama
Penduduk yang ada di Desa Bendosari hampir 90% menganut agama islam. Meskipun hampir seluruh warga desanya menganut agama islam, namun kehidupan keagamaan masih kental dengan adanya ritual-ritual keagamaan yang terpengaruh oleh zaman prasejarah maupun jaman Hindhu-Budha. Ritual yang sering dilakukan adalah ritual-ritual yang berhubungan dengan perjalanan hidup manusia sendiri, ritual yang dilakukan disebut dengan selametan. Selametan yang dilakukan ini merupakan slamatan pada awal pernikahan hingga slamatan orang meninggal. Upacara perkawinan merupakan upacara yang paling penting sebab ada sepasang wanita dan pria yang memasuki babak kehidupan yang baru. Selain dilakukan ijab kabul secara agama, juga dilakukan acara untuk merayakanya. Pada penduduk desa Bendosari upacara pernikahan biasanya diawali dengan slamatan yang dilakukan di punden kemudian malam harinya dilakukan di rumah yang lebih dikenal dengan sebutan rowarasul. Untuk adat kehamilan akan dilakukan adat dilakukan berbagai upacara sebagai berikut:
A. Upacara tiga bulanan
Upacara ini dilaksanakan pada saat usia kehamilan adalah tiga bulan. Di usia ini roh ditiupkan pada sang jabang bayi. Upacara ini biasanya dilakukan berupa tasyakuran.

B. Upacara Tingkepan atau Mitoni
Upacara tingkepan disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh, sehingga upacara mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan pada kehamilan pertama. 
Dalam pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang hamil tujuh bulan dimandikan dengan air kembang setaman, disertai dengan doa-doa khusus.
A. Tata Cara Pelaksanaan upacara Tingkepan :
1.          Siraman dilakukan oleh sesepuh sebanyak tujuh orang. Bermakna mohon doa restu, supaya suci lahir dan batin.Setelah upacara siraman selesai, air kendi tujuh mata air dipergunakan untuk mencuci muka, setelah air dalam kendi habis, kendi dipecah.
2.       Memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain (sarung) calon ibu oleh suami melalui perut sampai pecah, hal ini merupakan simbul harapan supaya bayi lahir dengan lancar, tanpa suatu halangan.
3.    Berganti Nyamping sebanyak tujuh kali secara bergantian, disertai kain putih. Kain putih sebagai dasar pakaian pertama, yang melambangkan bahwa bayi yang akan dilahirkan adalah suci, dan mendapatkan berkah dari Tuhan YME. Diiringi dengan pertanyaan sudah “pantas apa belum”, sampai ganti enam kali dijawab oleh ibu-ibu yang hadir “belum pantas.” Sampai yang terakhir ke tujuh kali dengan kain sederhana di jawab “pantes.”Adapun nyamping yang dipakaikan secara urut dan bergantian berjumlah tujuh dan diakhiri dengan motif yang paling sederhana sebagai berikut :
a. Sidoluhur
b. Sidomukti
c. Truntum    
d. Wahyu Tumurun
e. Udan Riris
f. Sido Asih
g. Lasem sebagai Kain
h. Dringin sebagai Kemben

II. Pantangan dalam Prosesi Kehamilan
Pada saat hamil banyak hal tidak diperbolehkan bagi sang calon ibu maupun calon ayah. Berikut pantangannya:
-          Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
-          Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar janin terhindar dari marabahaya.
-          Ibu hamil tidak boleh keluar malam,  karena banyak roh jahat yang akan mengganggu janin.
-          Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak terlilit tali pusat.
-          Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
-          Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
-           Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"-nya orang hamil ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, mengecewakan dan sebagainya dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut.
-          Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu, makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
-          Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan gugur.
-          Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
-          Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan bayi akan sulit keluar.
-          Untuk sang Ayah dilarang mengganggu, melukai, bahkan membunuh hewan. Nanti bayinya akan mirip dengan hewan tersebut. Contohnya adalah memancing, membunuh hewan.

Serta masih banyak pantangan-pantangan lain yang harus dihindari oleh sang calon ibu maupun ayah. Namun sebenarnya pantangan-pantangan tersebut dapat dinalar apabila ditelaah menurut perkembangan ilmu pengetahuan. Hanya saja beberapa kemungkinan tidak tertuju langsung dengan keberlangsungan hidup si jabang bayi kelak.

III. Macam-Macam Upacara Adat untuk Bayi
Tak hanya pada saat kehamilan saja upacara adat atau ritual dilaksanakan. Ketika sang jabang bayi ini lahir pun masih ada ritual dan upacara adat. Upacara ini pun berlangsung hingga sang anak menginjak usia satu tahun. Namun, pelaksanaan upacara ini dilaksanakaan hanya di usia tertentu saja. Berikut jenis upacara yang berkaitan dengan kelahiran anak.
A. Upacara Adat Brokohan
Brokohan memiliki makna adalah pengungkapan rasa syukur dan rasa sukacita atas proses kelahiran yang berjalan lancar dan selamat. Ditinjau dari maknanya brokohan juga bisa berarti mengharapkan berkah dari Yang Maha Pencipta.
Sedangkah tujuannya adalah untuk keselamatan dan perlindungan bagi sang bayi. Selain itu harapan bagi sang bayi agar kelak menjadi anak yang memiliki perilaku yang baik.
Rangkaian upacara ini berupa memendam ari-ari atau plasenta si bayi. Setelah itu dilanjutkan dengan membagikan sesajen brokohan kepada sanak saudara dan para tetangga.

B. Upacara Adat Sepasasaran atau Pupak Puser
Sepasaran merupakan salah satu upacara adat bagi bayi berumur lima hari. Upacara adat ini umumnya diselenggarakan secara sederhana. Tetapi jika bersamaan dengan pemberian nama pada sang bayi upacara ini bisa dilakukan secara meriah.
Acara ini biasanya dilaksanakn dengan mengadakan hajatan yang mengundang saudara dan tetangga. Suguhan yang disajikan biasanya berupa minuman beserta jajanan pasar. Selain itu juga terkadang ada pula yang dibungkus rapi baik menggunakan besek (tempat makanan terbuat dari anyamam bambu) ataupun lainnya untuk dibawa pulang.

C. Upacara Adat Selapanan
Dalam bahasa jawa, selapan berarti tiga puluh lima hari. Tradisi ini digunakan pada peringatan hari kelahiran. Setelah 35 hari dari hari H, maka diadakan perayaan dengan nasi tumpeng, jajan pasar dan berbagai macam makanan sebagi simbol dari makna-makna yang tersirat dalam tradisi jawa.
Namun dalam perkembangannya, saat ini selapanan sebagai ungkapan syukur atas kesehatan dan keselamatan bayi, diwujudkan cukup dengan nasi tumpeng beserta lauk seadanya. Kemudian mengundang tetangga kanan-kiri untuk kendurenan (selamatan), berdoa bersama-sama dan diujung acara, tumpeng dibagi rata untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Selapanan sebagai harapan orang tua dan keluarga agar sang bayi selalu sehat, jauh dari marabahaya. Semoga apa yang diharapkan bisa terlaksana, kabul kajate

D. Upacara Adat Mudhun Siti
Upacara ini dilakukan untuk bayi yang telah berusia 7 bulan. Di Yogyakarta, upacara ini disebut dengan tedhak siten. Upacara ini sebagai pelambang bahwa sang anak telah siap untuk menjalani hidup lewat tuntunan dari sang orang tua. Dan acara ini dilaksanakan pada saat anak berumur 7 selapan atau 245 hari. Prosesi upacaranya adalah tedhak sega pitung warna, mudhun tangga tebu, ceker-ceker, kurungan, sebar udik-udik, siraman.

SELAMATAN DESA(sedekah bumi)
            Sedekah Bumi yang rutin dilaksanakan setiap tahun ditandai dengan Penyembelihan Seekor Kerbau Betina sebagai lambang kesuburan dan kemakmuran. Kerbau yang akan disembelih terlebih dahulu di arak (kirab) dengan diiringi berbagai tumpeng hasil bumi dan iringan berbagai atraksi seni dan budaya masyarakat. Acara Sedekah Bumi diiringi berbagai festifal kesenian dan bazaar dan pada puncak acara akan digelar kesenian wayang kulit semalam suntuk. Pada upacara sedekah bumi ini di awali dengan proses selamatan yang dilakukan di tempat yang dipercayai menyimpan kekuatan magis tersendiri tempat seperti ini dinamakan punden. Punden dipercayai bahwa ada seorang penunggu desa yang dapat melindungi desa dari bencana alam serta dapat menjaga kesuburan tanaman, yang tinggal di punden tersebut. Untuk menghormati penunggu desa tersebut maka diadakanlah upacra selamatan desa tersebut. Selamatan yang dilakukan di punden dipipimpin oleh salah seorang tokoh mayrakakat yang dapat membacakan doa-doa serta mantere-mantera. Sedangkan peserta selamatan tersebut adalah seluruh warga desa yang tiap-tiap kepala keluarga diwajibkan membawa sebuah tumpeng kecil. Tupeng kecil yang di bawa oleh warga trsebut emudian ditukar-tukarkan antar wawga dan seyeah itu kembali dibawa pulang. Setelah selamatan yang dilakukan di punden selesai dilanjutkanlah acara yaitu pagelaran kesenian seperti jaranan.

KESIMPULAN
            Desa Bendosari merupakan desa yang menyimpan begitu banyak potensi dari segi pertanian, lingkingan, serta pariwisata. Namun hal ini harus terus dikembangkan dengan pengembangan sumberdaya manusia agar sumber daya alam yang ada dapat dimanfaatkan secara baik, demi kemakmuran desa.

5 komentar:

  1. Balasan
    1. trimakasih tapi masih amburadul kata-katanya hehehehehehehehe

      Hapus
  2. Bingung mencari Situs Judi Taruhan Aman, Terpercaya dan Terlengkap?

    Tenang saja, ada Agen BOLAVITA yang menyediakan permainan terlengkap yang bisa Anda coba daftar dan mainkan.

    Permainan yang disediakan cukup banyak dan lengkap:
    • Sabung Ayam (S128, SV388 dan CFT2288)
    • Judi Taruhan Bola (SBOBET, IBC Bet/Maxbet dan 368Bet)
    • Bola Tangkas (Tangkasnet, Tangkas88 dan Tangkas1)
    • Casino (Sbobet Casino, WM Casino dan Green Dragon)
    • Slot Games (Play1268 dan Joker)
    • Togel (KLIK4D dan ISIN4D)

    Daftar sekarang juga di www.bolavita.ltd

    Baca juga :
    1. https://rajasabungs128.com/daftar-sabung-ayam-cara-s128-di-bolavita
    2. https://rajasabungs128.com/cara-merawat-ayam-tidak-mau-makan/


    Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami VIA:
    Telegram : +62812-2222-995
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita
    Livechat 24 Jam

    BalasHapus