GAMBARAN
UMUM DESA
Desa bendosari merupakan salah satu desa yang berada
di Kecamatan Pujon, lokasi yang terletak di lereng gunung kawi Malang dan
berada pada ketinggian 1200dpl ini memiliki udara yang sangat dingin sekitar
20°C. Hampir seluruh lahan tanah yang ada di Bendosari digunakan sebagai lahan
pertanian dan perkebunan karena masyarakatnya mayoritas bekerja pada sektor
pertanian. Desa Bendosari secara struktural merupakan bagian integral yang tak
terpisahkan dari sistem perwilayahan kecamatan Pujon. Secara geografis Desa
Bendosari termasuk wilayah yang memiliki pegunungan dan sebagian besar dataran
tinggi. Desa ini terletak pada wilayah barat jalur alternatif transportasi
barat dan memiliki potensi yang cukup strategis dengan luas wilayah 269,23
Ha dimana seluas 31 Ha merupakan daerah pemukiman penduduk dan sisanya
adalah lahan kering dan areal persawahan. Desa Bendosari terbagi menjadi
5 dusun, yakni : Dusun Cukal, Dusun Dadapan Wetan, Dusun Dadapan Kulon,
Dusun Ngeprih dan Dusun Tretes dengan perbatasan wilayah sebelah barat
yaitu dengan Kecamatan Ngantang, sebelah timur dengan Desa Sukomulyo dan
sebelah Utara dan Selatan berupa hutan.
Pola hidup
dan cara pandang masyarakat di Desa Bendosari lebih tertuju pada peternakan dan
pertanian sehingga adat istiadat serta dinamika masyarakat masih mengutamakan
kegotong royongan dan kebersamaan, hal ini dapat di amati secara jelas saat
adanya pembangunan rumah atau kegiatan apaun para warga masyarakat selalu
melakukannya secara bersama-sama dan saling bahu membahu. Tujuannya ialah untuk
umenumbuhkan rasa kebersamaan, kerukunan serta silaturahmi antar warga
masyarakat yang ada di Desa Bendosari ini. Selain itu pada masyarakat desa juga
tak ada yang mengenal adanya stratifikasi sosial yang mengikat antara satu dengan
yang lainnya.
Untuk
mencapai akses menuju pusat kecamatan, pasar,puskesmas dan kantor polisi
tersedia sarana dan prasarana perhubungan yang dapat memperlancar akses menuju
tempat tersebut terdapat jalan beraspal serta jembatan beton sebagai prasarana
perhubungan darat yang telah terdapat di
Desa Bendosari. Adapun prasarana untuk mencapainya adalah kendaraan umum berupa
bus, colt(kendaraan umum), serta ojeg. Jarah desa Bendosari dengan pusat
kecamatan Pujon kurang lebih 8 km, sementara itu jarak antar pedukuhan yang ada
di Bendosari sekitar 4-5 km jarak antar desa. Antar dukuh dapat diakses melalui
jalur darat dengan menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum yang berupa
ojek, karena jaraknya tidak terlalu jauh serta lebih mudah menggunakan kendaraan
roda dua karena jalannya masih begitu terjal.
Sarana
komunikasi yang ada di desa Bendosari saat ini terdapat handphone sedangkan
untuk akses internet mulai dirintis agar para penduduk juga dapat mengenalnya.
Sedangkan untuk alat komunikasi tradisional masih digunakannya kentongan
sebagai tanda untuk mengumpulkan para warga masyarakat apabila ada hal penting
yang akan disanpaikan.selain itu sebagai sarana memperoleh informasi berupa
berita para masyarakat menggunakan media informasi berupa televisi dengan radio
yang paling mudah di akses.
Kawasan desa Bendosari sangat mempunyai potensi
ssebagai tempat tujuan pariwisata karena memiliki potensi yang sangat luar
biasa pada wilayah alam yang masih alami dan terjaga kelestariannya. Desa
Bendosari ini juga telah dijadikan sebagai kampung ekowisata karena potensi
alamnya yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata yang berbasis pada alam. Di
Desa Bendosari ini terdapat berbagai macam tempat wisata alam yang dapat
dikunjungi seperti Grojogan Sewu, Grojogan Mutiara, Wisata Sumber Manis, Wisata
PLTM serta wisata petik apel yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi
orang yang ingin berkunjung ke Desa Bendosari.
Tak hanya
terkenal karena potensi pariwisatanya saja, Desa Bendosari juga terkenal karena
penduduknya yang mulai belajar mencintai lingkungan dengan pengolahan limbah
menjadi berkah. Kotoran sapi yang pada awalnya mengalir di sungai saat ini
mulai dijadikan biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti LPG oleh para
warga. Memang belum semua warga menggunakan biogas yang berasal dari kotoran
sapi, namun saat ini sedikit-demi sedikit para warga mulai beralih menggunakan
biogas.
Demi
meningkatkan kualitas pertanian, Pada tahun 2009 pemerintah desa yang
dikomandoi oleh kepala desa Bpk. Choirun pernah mengajak masyarakat untuk
melakukan studi banding ke cisarua jawa barat untuk belajar mengenai pertanian
organic ( sukses story ). Dari hasil studi banding di Cisarua juga masih belum
memberikan keberanian masyarakat di desa bendosari untuk segera beralih fungsi
menjadi pertanian organik yang sebenarnya lebih menguntungkan bagi masyarakat.
Potensi kotoran ternak sapi sebenarnya juga bisa mencukupi kebutuhan pupuk bagi
masyarakat desa bendosari, karena hampir semua masyarakat menpunyai sapi
ternak. Pupuk kandang dari kotoran sapi yang tidak di manfaatkan oleh masyrakat
saat ini telah banyak member kontribusi pencemaran pada sumber – sumber air
didesa dan di Kali Konto yang mengalir ke kali Brantas. Kesadaran masyarakat
untuk mengelola kotoran sapi masih sangat rendah, mereka lebih menyukai sesuatu
yang sangat praktis seperti, masyarakat pernah medatangkan kotoran ayam dari
kota Kediri sebgai pengganti pupuk, tapi jika kita menghitung dari segi ekonomi
sebenarnya jauh lebih besar kerugian ekonomi kalau mendatangkan pupuk kotoran
ayam dari kota lain, biaya transportasi dan juga biaya pupuk yang harus di beli
dari pengusaha ayam, belum lagi kandungan kotoran ayam sebenarnya jauh lebih
jelek dibanding dengan kotoran sapi yang penuh dengan nutrisi karena bahan
makanan sapi dari rumput dan organik. Kotoran ayam mempunyai kandungan nutrisi
banyak dari makanan ternak yang banyak mengandung kimia karena pengolahannya
dari industry makanan ternak.
Dalam
menjaga kelestarian sumber – sumber air yang ada, selama ini masyarakat melakukan
penanaman pohon di sekitar sumber – sumber air dengan beberapa jenis tanaman
seperti pohon galitus ( jenis banyak air dan kayu bakar ), Alpukat , Kaliandra
dan bambu jawa. Lokasi sumber – sumber air yang ada kebanyakan tersebar di
lahan – lahan perhutani dan lereng – lereng gunung sekitar desa bendosari dan
Gunung Kawi malang ( Gunung Parang putih , Gunung Pusung Lading dan gunung
byang yem ). Banyaknya sumber air yang berhasil teridentifikasi di desa
bendosari sebanarnya ada peranan yang sangat besar dari LPMD ( lembaga
pembangunan masyarakat Desa ) bapak Joko Wasis ( 37 thn) bersama dengan 6 orang
teman – temannya selama ini sangat sering melakukan perjalanan menyusuri hutan
di sekitar bendosari untuk mencari sumber – sumber air yang debitnya sangat
besar sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat desa. Di desa bendosari sendiri
khusunya di desa Dadapan Kulon sangat sedikit sumber air yang dimiliki, lokasi
yang sangat tinggi diperbukitan menjadi alasan kenapa sumber air sangat susah
didapatkan dari dusun dadapan kulon, sumber air di dusun ini ada tetapi berada
sangat jauh dibawah sehingga harus membutuhkan pompa dengan tekanan besar untuk
bisa menarik keatas air dari bawah. Tim pencari sumber ini mempunyai cara yang
sangat sederhana yang biasa dipakai dalam mencari sumber air di hutan. Ada 2
teori yang biasa dipakai :
1. Pada waktu musim kemarau dengan melihat semak atau tanaman yang berwarna hijau atau lebih segar itu yang biasa di jadikan patokan kalau ada sumber air dilokasi tersebut.
2. Sedangkan pada waktu awalan musim hujan biasanya ditandai dengan adanya pelangi yang lurus itu juga biasa dipakai sebgai tanda kalau di sekitar pelangi ada sumber yang dapat di manfaatkan.
1. Pada waktu musim kemarau dengan melihat semak atau tanaman yang berwarna hijau atau lebih segar itu yang biasa di jadikan patokan kalau ada sumber air dilokasi tersebut.
2. Sedangkan pada waktu awalan musim hujan biasanya ditandai dengan adanya pelangi yang lurus itu juga biasa dipakai sebgai tanda kalau di sekitar pelangi ada sumber yang dapat di manfaatkan.
Dalam menjaga sumber air, Selain menanam pohon
disekitar sumber, masyarakat juga mempunyai ritual yang sampai saat ini masih
dijunjung dan dilestrikan terkait upaya penyelamatan air di desa Bendosari
dengan mengadakan ritual tahunan sebagai bentuk syukur masyarakat terhadap
sumber air yang mereka gunakan dan masih sangat jernih serta bisa menghidupi
masyarakat desa dengan melakukan ritual menyembelih hewan kerbau tapi yang di
gunakan sebagai sesajinya berupa “ wadonane kerbau “ atau alat kelamin kerbau
perempuan dan dilakukan pada hari selasa kliwon sesuai dengan hari lahirnya
desa Bendosari.
Cara
berfikir masyarakat di desa Bendosari memang masih lebih mementingkan masalah
ekonomi, untuk masalah kesehatan dan pendidikan belum dianggap penting,
sehingga tidak jarang anak perempuan berusia 17 tahun selepas sekolah mereka
langsung menikah dan tidak jarang banyak juga dari perkawinan mereka berakhir
pada proses perceraian. Permasalahan sosial di desa ini masih sangat besar dan
perlu adanya pendidikan sosial seperti kesehatan reproduksi dan kesehatan
lainnya yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan dan juga pernikahan –
pernikahan serta factor psikologis jika melakukan pernikan di usia muda. Hal
ini dapat nampak dari monografi penduduk di bawah ini. Para masyarakat
mempunyai anggapan bahwa dengan menikah muda akan dapat mengurangi beban yang
ada dalam keluarga.
PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN
|
||||||
TDK TAMAT SD
|
SD
|
SLTP
|
SLTA
|
D 1
|
S 1
|
|
CUKAL
DDP WETAN
DDP KULON
NGEPRIH
TERTES
|
553
144
357
79
171
|
896
169
538
70
169
|
181
83
209
34
125
|
50
19
86
15
36
|
8
-
6
2
6
|
9
3
14
5
1
|
JUMLAH
|
1304
|
815
|
632
|
206
|
22
|
32
|
Dari data
diatas telah jelas bahwa mayoritas penduduk yang ada di Desa Bendosari tidak
pernah mengenyam pendidikan sekolah. Hal ini yang menyebabkan angka buta huruf
yang ada Di Desa Bendosari sangat banyak, hal ini disebabkan pada zaman
penjajahan jarang orang yang mengenyam bangku pendidikan maka untuk penguasaan
ilmu pengetahuan masih sangat rendah. Selain itu banyak juga orang yang
beranggapan bahwa bersekolah tidak ada gunanya karena pada akhirnya akan tetap
bekerja di ladang.lebih baik bekerja mencari uang dari pada menyia-nyiakan
waktu untuk bersekolah.pandangan seperti itu yang menjadikan para anak muda
yang ada Di Desa Bendosari tidak bersemangat untuk bersekolah. Oleh karena itu
saat ini pemerintahan desa telah melakukan upaya pembangunan sekolah terbuka
bagi para penduduk agar dapat tercapai wajib belajar 9 tahun. Selain mempunyai
anggapan bahwa bekerja lebih penting daripada sekolah, untuk mencapai Sekolah SMP
maupun SMA cukup sulit sebab tempat untuk bersekolah letaknya berada di pusat
kecamatan yang ada di Pujon, hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan
umum, hal tersebut yang menyebabkan banyak anak begitu enggan untuk bersekolah.
Pada
masyarakat desa Bendosari ilmu pengetahuan mengenai teknologi masih sangat
rendah sekali. Itu karena faktor kurangnya pendidikan pada masyarakat serta
kondisi wilayah desa yang masih ada di daerah pegunungan serta jauh dari pusat
pemerintahan kabupaten. Karena ilmu pengetahuan yang diperoleh masih sangat
rendah maka pada masyarakat Desa Bendosari masih mengenal yang adanya klenik,
misalnya ada seorang gadis yang duduk di depan pintu maka akan dimarahi dan
dianggap jodohnya akan kabur bila mau melamar. Selain itu pada masyarakat juga
masih mennganggap adnya tempat-tempat yang tidak boleh dikunjungi karena
terdapat kekuatan mistik di dalam tempat tersebut.
SEJARAH DESA
Mengenai
sejarah berdirinya Desa Bendosari tidak ada data tertulis yang dapat
menjelaskanya, serta tidak banyak orang tau mengenai sejarah munculnya desa Bendosari
di Kecamatan Pujon ini.Menurut informasi yang didapatkan dari para sesepuh
desa bahwa Desa Bendosari didirikan oleh Mbah Suromenggolo dan Mbah Suromentolo
yang juga disebut Mbah Murtolo yang pada tahun 1793 dengan membuka hutan
dibagian Utara dan di daerah barat, namun demikian Beliau kehilangan arah
selanjutnya menemukan kembali melalui babatan-babatan hutan Amat Sulit kemudian
babatan hutan Amat Dariman dibagi menjadi dua yaitu sebelah utara dan sebelah
selatan. Babatan hutan 2 wilayah inilah yang kemudian menjadi desa Bendosari
Sebagai pengikut Mbah Suromenggolo melalui babatan hutan rimba
maka mereka menamakan Bendo dampit karena kesulitan mengucapkan kata
Bendodampit maka menjadi Bendosari dan kata tersebut digunakan untuk memberi
nama desa yaitu Desa Bendosari
Pemerintahan Desa Bendosari mulai berdiri sejak tahun
1793, dengan kepala pemerintahan pertama kali yaitu Mbah Suro Menggolo.
Silsilah pemerintahan desa Bendosari hingga sekarang adalah sebagai berikut:
- Mbah Suro Menggolo
- Mbah Srempang
- Mbah Suro Mentolo
- Mbah Mrico
- Mbah Tulus
- Mbah Singo Leksono
- Mbah Setroleksono
- Mbah Irrorejo
- Mbah Kerto Pawiro
- Mbah Setroredjo
- Mbah Supeno Danu Pranoto
- Umar Tadjudin
- M Yusuf Danu Prasetyo
- M. Khoirun Se
Struktur pemerintahan desa yang ada
di Desa Bendosari tidak jauh berbeda dari desa-desa lain yang ada di wilayah
Indonesia, berikut bagan pemerintahan desa:
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA
BENDOSARI
Sebagian
besar masyarakat yang ada di Desa Bendosari berprofesi sebagai petani dan
peternak hal ini dapat dilihat dari pola kehidupan masyarat yang mayoritas
mempunyai lahan garapan untuk bertani atau berkebun. Selain itu mata
pencaharian yang paling penting ialah bertenak sapi, ini sangat jelas dapat
diamati pada setiap KK yang ada di Desa Bendosari karena hampir di setiap rumah
terdapat ternak sapi yang dapat di perah kemudian setiap pagi dan sore
disetorkan pada KOP SAE. Dari tabel monografi desa di bawah ini terdapat
berbagai macam profesi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bendosari namun
presentasi terbanyak terdapat pada profesi petani sebanyak 925 dan yang kedua
adalah buruh tani sebanyak 425.
PENDUDUK MENURUT PEKERJAAN
|
|||||||
TANI
|
BURUH
TANI
|
PEDAGANG
|
PNS
|
GURU
|
SWASTA
|
PENGRAJIN
|
|
307
106
440
21
51
|
97
72
175
12
69
|
6
1
10
4
2
|
3
1
6
2
2
|
16
1
5
-
4
|
29
-
-
5
|
5
1
1
1
1
|
|
925
|
425
|
23
|
14
|
26
|
34
|
6
|
Di
dalam sistem perkebunan atau pertanian yang ada di Desa Bendosari tedapat
istilah petani dan buruh tani yang sebenarnya pekerjaan
yang dilakukan tidak jauh berbeda. kedua istilah ini dibedakan karena memang
mempunyai arti yang berbeda perbedaannya terdapat pada penggarapan lahan
persawahan. Yang disebut sebagai petani adalah orang yang mempunyai lahan
persawahan serta yang menggarap sawah tersebut, sedangkan buruh tani adalah
orang yang ikut menggarap lahan persawahan namun tidak ikut memiliki lahan persawahan
yang digarap. Lahan persawahan yang digarap oleh buruh tani adalah lahan milik
petani dengan sistim bagi hasil terhadap tanaman yang ditanam pada sawah
tersebut.
Kondisi
tanah yang masih subur serta iklim dan cuaca yang bagus juga mendukung
pertanian yang ada Di desa Bendosari, berbagai macam sayuran dapat dihasilkan
di desa ini . Lahan sayur yang berada di Desa Bendosari bisa di katakan sangat
produktif untuk saat ini, mulai dari wortel , gubis, gambas , cabe dan segala
jenis sayuran yang biasa kita temukan di pasaran hampir semuanya bisa di tanam
di desa Bendosari. Di desa bendosari pemakaian pupuk pada pertanian masih
banyak menggunakan pupuk kimia dan juga pestisida sebagai penunjang pertanian
mereka. Masyarakat sebenarnya banyak yang sudah mengetahui dampak dari
pemakaian pestisida dan pupuk kimia telah membuat lahan ataupun tanah mereka
mengalami penurunan kandungan hara dan tidak sehat. Sedikit demi sedikit saat
ini para warga mulai menggunakan pupuk organik untuk menambah hasil tanaman
mereka mengganti pestisida yang dapat merusak kesuburan tanah.
Untuk sistem
pertanian yang ada di Desa Bendosari mengenal dua musim tanam yaitu musim
kemarau atau yang dikenal sebagai musim marengan oleh para masyarakat
Bendosari, kemudian musim penghujan yang dikenal sebagai musim rendeng. Pada
musim kamarau di persawahan mayoritas ditanami tanaman palawija. Sedangkan saat
musim penghujan ditanami padi, sayuran, dan sebagian palawija. Saat musim tanam
para petani atau buruh tani menggantungkan penghasilannya selama sehari-hari
melalui penjualan susu yang dihasilkan oleh sapi perah.
Sedangkan
untuk mata pencaharian atau profesi beternak dapat dilihat melalui tabel yang
ada di bawah ini. Dari tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa mayoritas
masyarakat banyak yang memelihara sapi perah dari pada kambing hal ini
disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang ada di Desa Bendosari yang sebagian
besar berupa daerah pegunungan yang hutanya masih subur untuk ditanami rumput
sebagai makanan utama dari sapi perah. Selain dari segi wilayah hutan yang
masih subur juga terdapat begitu banyak sumber air bersih yang murni untuk
mendukung adanya peternakan yang ada di desa Bendosari. . Setiap
hari pada jam 4 pagi dan 4 sore masyarakat desa yang mempunyai sapi menyetor
susu hasil perahan mereka ke koperasi di setiap dusun. Setiap harinnya sekitar
2000lt susu yang dihasilkan dari desa bendosari untuk disetor di koperasi dan
dijual ke PT. Neastle dengan harga Rp.3000,-/lt untuk susu yang baik sesuai
ukuran yang dilakukan koperasi.
NO
|
DUSUN
|
PETERNAKAN
|
|
SAPI
|
KAMBING
|
||
01
02
03
04
05
|
CUKAL
DDP WETAN
DDP KULON
NGEPRIH
TRETES
|
724
314
887
33
247
|
2255
47
84
51
80
|
JUMLAH
|
2205
|
487
|
Sedangkan untuk mata pencaharian atau
profesi berternak juga terdapat istilah peternak dan buruh ternak. Untuk
peternak adalah orang yang memiliki ternak sapi sendiri dan memeliharanya
sendiri. Sedangkan buruh ternak adalah orang yang berkewajiban untuk merawat
dan memelihara ternak milikyang memiliki ternak sapi sendiri dan memeliharanya
sendiri. Sedangkan buruh ternak adalah orang yang berkewajiban untuk merawat
dan memelihara ternak milik orang yang memiliki ternak. Di sini peran buruh
ternak ialah mengurus ternak milik orang yang mempunyai ternak namun tidak
mempuyai waktu untuk dan tempat untuk menernak sapi. Orang yang biasanya
menitipkan ternaknya pada buruh sapi biasanya adalah orang yang tidak mempunyai
ladang untuk mmenanam rumput, serta orang yang sibuk dengan pekerjaan lainnya
seperti PNS, pegawai serta orang yang berprofesi bukan sebagai peternak sapi,
namun ingin memiliki ternak sapi. Bagi pegawai mentipkan ternaknya pada buruh
ternak adalah bagian dari infestasi yang pada masa mendatang akan memperoleh
keuntungan dari penjualan sapi perah yang dititipkannya. Namun tak selamnya
investasi ternak ini akan memperoeh keuntungan karena bisa saja sewaktu-waktu
harga sapi dapat mengalami penurunan atau kenaikan. Terkantung kepada harga
pasar yang menentukan.
Pada sistim penitipan ternak ini juga
mengenal sistim bagi hasil antara pemilik ternak dengan buruh ternak. Misal ada
salah seorang membeli ternak sapi kemudian dititipkan pada buruh ternak .
kemudian pada tahun pertama sapi tersebut mengandung dan kemudian melahirkan
maka pedet pada kelahiran yang pertama tersebut akan menjadi milik buruh
ternak. Kemudian pada tahun ke-dua sapi tersebut kembali mengandung serta
melahirkan kembali maka pedet pada tahun kedua ini akan menjadi milik orang
yang mempunyai ternak tersebut. Sistem bagi hasil bisa juga, apabila sapi yang
dititipkan itu dijual dan memperoleh keuntungan maka keuntungan atas penjualan
sapi perah tersebut dibagi menjadi dua antara pemilik ternak dengan buruh
ternak. Namun sistim bagi hasil tersebut sesuai kesepakatan antara pemilik
dengan buruh ternak yang sewaktu-waktu dapat berubah.
Beternak sapi di Desa Bendosari
merupakan mata pencaharian utama yang ditekuni oleh para warga karena hampir
setiap rumah yang ada di Desa Bendosari memiliki kandang untuk beternak sapi
perah. Hal ini didukung karena kondisi alam desa bendosari yang subur serta
sangat baik untuk ditanami berbagai jenis rumput yang diperuntukkan bagi
makanan baik sapi perah, kambing dan lain-lain.
PERALATAN PERTANIAN
TRADISIONAL
1. PERALATAN
METEKAP / MEMBAJAK SAWAH
Metekap
adalah istilah orang bali dalam membajak sawah mereka, peralatan
tradisional yang mereka pakai terdiri dari "UGA" ditaruh pada leher
kedua ekor sapi yang kemudian di ikat pada "TENGALA" dan
"LAMPIT" yang berfungsi untuk membajak sawah.
2. TAMBAH/CANGKUL/PACUL
2. TAMBAH/CANGKUL/PACUL
"Tambah"
dalam istilah bali atau Cangkul atau pacul adalah satu jenis alat tradisional
yang digunakan dalam pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali, membersihkan
tanah dari rumput atau pun untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan
hingga kini. Pekerjaan yang lebih berat biasanya menggunakan bajak. Cangkul
biasanya terbuat dari kayu dan besi.
3. PETAKUT / ORANG-ORANGAN SAWAH
3. PETAKUT / ORANG-ORANGAN SAWAH
Petakut /
orang orangan disawah biasanya dibuat dari batang bambu yang di bungkus dengan
jerami hingga dibuat mirip seperti orang yang berada di tengah sawah, dengan
tujuan untuk menghalau burung agar takut memakan biji padi yang sedang
menguning.
4. Pondok
4. Pondok
pondokmerupakan gubuk yang berada di
tengah lahan persawahan, biasanya digunakan sebagai tempat berteduh, tempat
peristirahatan sejenak para petani selepas kesibukan di pematang sawah,pondok
juga biasanya digunakan sebagai tempat menyimpan peralatan pertanian oleh para
petani.
5. ARIT /
SABIT
Arit adalah
alat pertanian untuk memotong padi di sawah dan merupakan alat pertanian yang
penting bagi petani. Terbuat dari besi bertangkai, dibuat sedemikian rupa agar
mudah dipakai. Matanya membentuk bulan sabit, karena itu disebut sabit. Dahulu
sebagian besar arit merupakan hasil industri rumah tangga. Arit dibuat dan besi
atau baja bekas yang ditempa secara tradisional menjadi berbentuk bulan sabit,
lalu diberi gagang dari kayu. Arit bagi petani merupakan alat serbaguna, untuk
memotong rumput makanan ternak dan membersihkan ladang, digunakan untuk
mengiris manggar kelapa atau enau yang akan disadap niranya. Juga banyak
digunakan untuk menuai padi karena dianggap lebih efektif daripada ani-ani. Jenis
dan ragam arit juga banyak, tergantung kebutuhan dalam menggunakannya, mulai
dari yang kecil hingga yang besar, Seperti Arit Pengaritan rumput, pengaritan
padi yang matanya bergerigi, hingga arit penyalah dan caluk yang ukurannya
lebih besar yang digunakan untuk memotong dahan yang keras dan lebih
besar.
6. GEREJAG/GEBOTAN
6. GEREJAG/GEBOTAN
Gerejag/Gebotan
merupakan alat yang dipakai petani dalam proses panen di sawah, dimana alat ini
berfungsi melepas biji padi dari tangkainya, dengan cara tangkai padi di
ayunkan di gebotan sehingga biji padi bisa terlepas dari tanggkainya.
7. KERANJANG
7. KERANJANG
Keranjang Merupakan alat untuk
menampung hasil pertanian seperti buah, sayuran dan bisa juga digunakan untuk
menampung rumput untuk ternak sapi para petani.
BAHASA
Warga masyarakat yang ada di desa
Bendosari hampir seluruh warganya merupakan keturunan asli dari suku Jawa.
Sehinga dalam kegiatan komunikasi lisan secara sehari-hari menggunakan bahasa
Jawa, yang telah menjadi bahasa ibu bagi para warga masyarakat. Hal ini karena
seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa apabila
berkomunikasi harus bisa berbahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa dalam
komunikasi sehari-hari merupakan hal yang utama dipakai baik bahasa jawa ngoko
maupun bahasa Jawa kromo. Terlebih apabila sorang yang lebih muda akan
berbicara pada orang yang lebih tua, mereka harus menggunakan bahasa kromo agar
dapat menghormati orang yang lebih tua, selain itu banyak para orang tua yang
belum mengenal Bahasa Indonesia sehingga banyak orang menggunakan bahasa Jawa
dibanding dengan menggunakan bahasa Indonesia.
PENGGUNAAN LAHAN
Lingkungan alam yang ada di Desa Bendosari
sebagian besar merupakan daerah pegunungan yang memilii crah hujan sedang
hingga tinggi. Tanah yang ada di desa Bendosari merupakan jenis tanah humus dan
tanah alluvial yang sangat cocok dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan
perkebunan. Selain pertanian dan perkebunan lahan yang ada juga digunakan untuk
menanam rumput sebagai pakan ternak sapi perah. Wilayah desa Bendosari dialiri
dua sungai yaitu sungai panguripan yang digunakan sebagaipengairan irigasi di
sawah-sawah serta sungai konto yang merupakan muara sungai dari sungai-sungai
kecil yang ada di desa Bendosari. Selain di aliri oleh dua ungai, desa
Bendosari juga diapit oleh dua gunung yaitu gunung kawi dengan gunung
parangklakah, yang sebenarnya gunung parangklakah ini merupakan sejenis
pegunungan dari padas namun para masyarakat lebih sering menyebutnya dengan
gunung.Penggunaan lahan yang ada di Desa Bendosari sebagian besar digunakan
untuk lahan pertanian serta lahan perumahan.
TATA
GUNA LAHAN
|
|||||
SAWAH
|
TEGAL
|
HUNIAN
|
HUTAN MUTLAK
|
HUTAN LINDUNG
|
HUTAN PRODUKSI
|
358.777
m²
-
-
63.821
m²
80.253
m²
|
485.766 m²
102.567 m²
371.850 m²
-
-
|
207.123 m²
101.288 m²
195.479 m²
17.009 m²
87.612 m²
|
|||
502.851
m²
|
960.183 m²
|
608.511 m²
|
280,3 Ha
|
274 Ha
|
348,2 Ha
|
Dari data di
atas dapat dilihat secara jelas bahwa hampir setengah lahan yang ada di Desa
Bendosari digunakan sebagai lahan pertanian dan perumahan sementara yang setengahnya
lagi merupakan lahan milik perhutani serta hutan lindung yang sama sekali belum
disentuh oleh manusia.
Dari
presentasi pembagian tata guna lahan tersebut yang paling besar adalah tegalan
ini karena letak desa Bendosari yang berada di lereng gunung kawi maka banyak
orang yang memanfaatkan lereng-lereng yang tidak begitu curam untuk digunakan
sebagai lahan pertanian.
Meskipun hutan yang ada di desa
Bendosari ada yang dijadikan tegalan namun pemerintah desa tetap mewajibkan
setiap orang yang mempunyai tegalan untuk tetap menjaga dan melestarikan hutan
dengan cara penanaman pohon. Bibit pohon yang digunakan adalah bibit pohon yang
barasal dari pihak perhutani jenis pohonnya ialah pohon durian mangga dan
berbagai jenis kayu. Tujuan dari pewajiban penanaman pohon ini adalah tetap
menjaga tempat resapan air, yang akan menghindarkan dari biaya tanah longsor
saat musim hujan.
Sebagian
penduduk ada yang memiliki pekarangan yang kadangkala mereka tanami labu,
bayam, dan berbagai jenis bunga yang dapat diguakan untuk keperluan sehari-hari
serta digunakan sebagai hiasan. Untuk tempat pemakaman tiap-tiap pedukuhan yang
ada di Desa Bendosari memiliki tempat
pemakaman umum yang tanahnya berasal dari warga yang mau mengiklaskan ladang
atau kebunnya di jadikan tempat pemakaman umum. Letak pemakaman umum yang ada
di Desa Bendosari terdapat pada tempat yang memiliki ketinggian yang tinggi,
hal ini sesuai dengan kepercayaan pada zaman prasejarah bahwa letak nenek
moyang berada di atas.
Agama
Penduduk yang ada di
Desa Bendosari hampir 90% menganut agama islam. Meskipun hampir seluruh warga
desanya menganut agama islam, namun kehidupan keagamaan masih kental dengan
adanya ritual-ritual keagamaan yang terpengaruh oleh zaman prasejarah maupun
jaman Hindhu-Budha. Ritual yang sering dilakukan adalah ritual-ritual yang
berhubungan dengan perjalanan hidup manusia sendiri, ritual yang dilakukan
disebut dengan selametan. Selametan yang dilakukan ini merupakan slamatan pada
awal pernikahan hingga slamatan orang meninggal. Upacara perkawinan merupakan
upacara yang paling penting sebab ada sepasang wanita dan pria yang memasuki
babak kehidupan yang baru. Selain dilakukan ijab kabul secara agama, juga
dilakukan acara untuk merayakanya. Pada penduduk desa Bendosari upacara pernikahan
biasanya diawali dengan slamatan yang dilakukan di punden kemudian malam
harinya dilakukan di rumah yang lebih dikenal dengan sebutan rowarasul. Untuk
adat kehamilan akan dilakukan adat dilakukan berbagai upacara sebagai berikut:
A. Upacara tiga bulanan
Upacara ini
dilaksanakan pada saat usia kehamilan adalah tiga bulan. Di usia ini roh
ditiupkan pada sang jabang bayi. Upacara ini biasanya dilakukan berupa
tasyakuran.
B. Upacara Tingkepan atau Mitoni
Upacara
tingkepan disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh,
sehingga upacara mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan
pada kehamilan pertama.
Dalam
pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang hamil tujuh bulan dimandikan
dengan air kembang setaman, disertai dengan doa-doa khusus.
A. Tata Cara Pelaksanaan upacara Tingkepan :
1.
Siraman
dilakukan oleh sesepuh sebanyak tujuh orang. Bermakna mohon doa restu, supaya
suci lahir dan batin.Setelah upacara siraman selesai, air kendi tujuh mata air
dipergunakan untuk mencuci muka, setelah air dalam kendi habis, kendi dipecah.
2. Memasukkan
telur ayam kampung ke dalam kain (sarung) calon ibu oleh suami melalui
perut sampai pecah, hal ini merupakan simbul harapan supaya bayi lahir dengan
lancar, tanpa suatu halangan.
3. Berganti Nyamping sebanyak tujuh
kali secara bergantian, disertai kain putih. Kain putih sebagai dasar pakaian
pertama, yang melambangkan bahwa bayi yang akan dilahirkan adalah suci, dan
mendapatkan berkah dari Tuhan YME. Diiringi dengan pertanyaan sudah “pantas
apa belum”, sampai ganti enam kali dijawab oleh ibu-ibu yang hadir “belum
pantas.” Sampai yang terakhir ke tujuh kali dengan kain sederhana di jawab “pantes.”Adapun
nyamping yang dipakaikan secara urut dan bergantian berjumlah tujuh dan
diakhiri dengan motif yang paling sederhana sebagai berikut :
a. Sidoluhur
b. Sidomukti
c.
Truntum
d. Wahyu
Tumurun
e. Udan
Riris
f. Sido Asih
g. Lasem
sebagai Kain
h. Dringin
sebagai Kemben
II. Pantangan dalam Prosesi
Kehamilan
Pada saat
hamil banyak hal tidak diperbolehkan bagi sang calon ibu maupun calon ayah.
Berikut pantangannya:
-
Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan,
bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
-
Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar
janin terhindar dari marabahaya.
-
Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin.
-
Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak
terlilit tali pusat.
-
Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya
jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
-
Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
-
“Amit-amit” adalah
ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"-nya orang hamil ketika
melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, mengecewakan dan sebagainya
dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut.
-
Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu, makanan
atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka
anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
-
Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam
kandungan gugur.
-
Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
-
Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin
diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan bayi
akan sulit keluar.
-
Untuk sang Ayah dilarang mengganggu, melukai, bahkan membunuh hewan. Nanti
bayinya akan mirip dengan hewan tersebut. Contohnya adalah memancing, membunuh hewan.
Serta masih banyak pantangan-pantangan lain yang harus dihindari oleh sang
calon ibu maupun ayah. Namun sebenarnya pantangan-pantangan tersebut dapat
dinalar apabila ditelaah menurut perkembangan ilmu pengetahuan. Hanya saja
beberapa kemungkinan tidak tertuju langsung dengan keberlangsungan hidup si
jabang bayi kelak.
III. Macam-Macam Upacara Adat untuk
Bayi
Tak hanya pada saat kehamilan saja upacara adat atau ritual dilaksanakan.
Ketika sang jabang bayi ini lahir pun masih ada ritual dan upacara adat.
Upacara ini pun berlangsung hingga sang anak menginjak usia satu tahun. Namun,
pelaksanaan upacara ini dilaksanakaan hanya di usia tertentu saja. Berikut
jenis upacara yang berkaitan dengan kelahiran anak.
A. Upacara Adat Brokohan
Brokohan
memiliki makna adalah pengungkapan rasa syukur dan rasa sukacita atas proses
kelahiran yang berjalan lancar dan selamat. Ditinjau dari maknanya brokohan juga
bisa berarti mengharapkan berkah dari Yang Maha Pencipta.
Sedangkah
tujuannya adalah untuk keselamatan dan perlindungan bagi sang bayi. Selain itu
harapan bagi sang bayi agar kelak menjadi anak yang memiliki perilaku yang
baik.
Rangkaian
upacara ini berupa memendam ari-ari atau plasenta si bayi. Setelah itu
dilanjutkan dengan membagikan sesajen brokohan kepada sanak saudara dan
para tetangga.
B. Upacara Adat Sepasasaran atau
Pupak Puser
Sepasaran merupakan
salah satu upacara adat bagi bayi berumur lima hari. Upacara adat ini umumnya
diselenggarakan secara sederhana. Tetapi jika bersamaan dengan pemberian nama
pada sang bayi upacara ini bisa dilakukan secara meriah.
Acara ini
biasanya dilaksanakn dengan mengadakan hajatan yang mengundang saudara dan
tetangga. Suguhan yang disajikan biasanya berupa minuman beserta jajanan pasar.
Selain itu juga terkadang ada pula yang dibungkus rapi baik menggunakan besek
(tempat makanan terbuat dari anyamam bambu) ataupun lainnya untuk dibawa
pulang.
C. Upacara Adat Selapanan
Dalam bahasa
jawa, selapan berarti tiga puluh lima hari. Tradisi ini digunakan pada
peringatan hari kelahiran. Setelah 35 hari dari hari H, maka diadakan perayaan
dengan nasi tumpeng, jajan pasar dan berbagai macam makanan sebagi simbol dari
makna-makna yang tersirat dalam tradisi jawa.
Namun dalam
perkembangannya, saat ini selapanan sebagai ungkapan syukur atas kesehatan dan
keselamatan bayi, diwujudkan cukup dengan nasi tumpeng beserta lauk seadanya.
Kemudian mengundang tetangga kanan-kiri untuk kendurenan (selamatan),
berdoa bersama-sama dan diujung acara, tumpeng dibagi rata untuk dibawa pulang
sebagai oleh-oleh.
Selapanan
sebagai harapan orang tua dan keluarga agar sang bayi selalu sehat, jauh dari
marabahaya. Semoga apa yang diharapkan bisa terlaksana, kabul kajate…
D. Upacara Adat Mudhun Siti
Upacara ini
dilakukan untuk bayi yang telah berusia 7 bulan. Di Yogyakarta, upacara ini
disebut dengan tedhak siten. Upacara ini sebagai pelambang bahwa sang
anak telah siap untuk menjalani hidup lewat tuntunan dari sang orang tua. Dan
acara ini dilaksanakan pada saat anak berumur 7 selapan atau 245 hari.
Prosesi upacaranya adalah tedhak sega pitung warna, mudhun tangga tebu,
ceker-ceker, kurungan, sebar udik-udik, siraman.
SELAMATAN DESA(sedekah bumi)
Sedekah Bumi yang rutin dilaksanakan setiap tahun
ditandai dengan Penyembelihan Seekor Kerbau Betina sebagai lambang kesuburan
dan kemakmuran. Kerbau yang akan disembelih terlebih dahulu di arak (kirab)
dengan diiringi berbagai tumpeng hasil bumi dan iringan berbagai atraksi seni
dan budaya masyarakat. Acara Sedekah Bumi diiringi berbagai festifal kesenian
dan bazaar dan pada puncak acara akan digelar kesenian wayang
kulit semalam suntuk. Pada upacara sedekah bumi ini di awali dengan proses
selamatan yang dilakukan di tempat yang dipercayai menyimpan kekuatan magis
tersendiri tempat seperti ini dinamakan punden. Punden dipercayai bahwa ada
seorang penunggu desa yang dapat melindungi desa dari bencana alam serta dapat
menjaga kesuburan tanaman, yang tinggal di punden tersebut. Untuk menghormati
penunggu desa tersebut maka diadakanlah upacra selamatan desa tersebut.
Selamatan yang dilakukan di punden dipipimpin oleh salah seorang tokoh
mayrakakat yang dapat membacakan doa-doa serta mantere-mantera. Sedangkan
peserta selamatan tersebut adalah seluruh warga desa yang tiap-tiap kepala
keluarga diwajibkan membawa sebuah tumpeng kecil. Tupeng kecil yang di bawa
oleh warga trsebut emudian ditukar-tukarkan antar wawga dan seyeah itu kembali
dibawa pulang. Setelah selamatan yang dilakukan di punden selesai
dilanjutkanlah acara yaitu pagelaran kesenian seperti jaranan.
KESIMPULAN
Desa Bendosari merupakan desa yang menyimpan begitu
banyak potensi dari segi pertanian, lingkingan, serta pariwisata. Namun hal ini
harus terus dikembangkan dengan pengembangan sumberdaya manusia agar sumber
daya alam yang ada dapat dimanfaatkan secara baik, demi kemakmuran desa.
cerdas!! informatif banget
BalasHapustrimakasih tapi masih amburadul kata-katanya hehehehehehehehe
Hapusmakasih nona..
BalasHapusThanks infoxa
BalasHapusBingung mencari Situs Judi Taruhan Aman, Terpercaya dan Terlengkap?
BalasHapusTenang saja, ada Agen BOLAVITA yang menyediakan permainan terlengkap yang bisa Anda coba daftar dan mainkan.
Permainan yang disediakan cukup banyak dan lengkap:
• Sabung Ayam (S128, SV388 dan CFT2288)
• Judi Taruhan Bola (SBOBET, IBC Bet/Maxbet dan 368Bet)
• Bola Tangkas (Tangkasnet, Tangkas88 dan Tangkas1)
• Casino (Sbobet Casino, WM Casino dan Green Dragon)
• Slot Games (Play1268 dan Joker)
• Togel (KLIK4D dan ISIN4D)
Daftar sekarang juga di www.bolavita.ltd
Baca juga :
1. https://rajasabungs128.com/daftar-sabung-ayam-cara-s128-di-bolavita
2. https://rajasabungs128.com/cara-merawat-ayam-tidak-mau-makan/
Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami VIA:
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
Livechat 24 Jam